JOGJAGRID.COM: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan pada Rabu subuh, 20 Januari 2021 Gunung Merapi sudah memuntahkan awan panas guguran sebanyak tiga kali.
Dalam periode pantauan 00.00-06.00 WIB itu, awan panas Merapi terjadi mulai pukul 00.59, 05.12, dan 05.35 WIB. Lontaran awan panas ini menjadi yang terbanyak dalam periode singkat pantauan Merapi sejak erupsi awal Januari ini.
"Awan panas itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 13-21 milimeter dan durasi 116-198 detik.
Luncuran teramati ke arah barat daya dengan jarak 700-1200 meter," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida Rabu 21 Januari 2021.
Selain awan panas itu, juga terpantau 47 kali guguran lava pijar dalam periode yang sama dengan jarak maksimum 1000 meter ke arah barat daya Merapi.
"Status Gunung Merapi tetap Siaga," kata Hanik.
BPPTKG sendiri awal pekan ini melaporkan jika sebenarnya Merapi sudah mulai menampakkan penurunan aktivitas secara signifikan. Khususnya seismisitas dan deformasinya.
Penurunan aktivitas itu terpantau intens terjadi sejak 12 Januari 2021.
Hanya saja, meski menurun aktivitasnya, namun Merapi tetap perlu diwaspadai karena masih intens memunculkan guguran lava pijar. Seperti pada Selasa (19/1) guguran lava pijar terjadi sebanyak 30 kali dengan jarak luncur 300-900 meter ke barat daya. Pada Selasa juga terpantau awan panas guguran 1 kali dengan jarak luncur 1,8 kilometer ke Kali Krasak dan Kali Boyong pada pukul 02.27 WIB.
"Namun fenomena ini wajar dalam sebuah aktivitas gunung berapi, jadi pertanda bahwa cairan magma sudah berada di permukaan puncak sehingga tidak ada desakan magma dari tubuh Gunung Merapi," katanya. (Nur)
Advertisement
