Aktivitas Menurun, BPBD Sleman Atur Kepulangan Pengungsi Merapi
Aktivitas Menurun, BPBD Sleman Atur Kepulangan Pengungsi Merapi

Aktivitas Menurun, BPBD Sleman Atur Kepulangan Pengungsi Merapi



JOGJAGRID.COM : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru akan memutuskan pulang tidaknya warga Kalitengah Lor dari Barak Pengungsian Glagaharjo setelah Senin (25/1) atau usai pemberlakuan pengetatan secara terbatas kegiatan masyarakat (PTKM). Meski Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta dalam rekomendasinya telah memperbolehkan mereka kembali ke rumah. 

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto mengatakan ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi saat ini telah berubah. “Dulunya ke tenggara, sekarang ke Krasak (barat daya),” katanya di kantor Pemkab Sleman pada Selasa (19/1). 

Joko mengatakan, pergeseran ancaman itu otomatis warga di Glagaharjo atau di sektor tenggara dari Merapi berkurang risiko bahayanya. Menurutnya, BPPTKG telah menyampaikan pengungsi yang saat ini masih bertahan di Barak Glagaharjo sudah diperbolehkan untuk pulang. 

“Pulang boleh, mengungsi juga boleh. Tapi itu tergantung dari kondisi masyarakat, kalau merasa aman di pengungsian ya biar di pengungsingan. Kalau pengen pulang, akan kami pertimbangkan,” katanya. 

Joko berkata pihaknya memastikan tidak akan memulangkan para pengungsi saat ini. Karena masih ada kebijakan PTKM yang baru akan selesai pada Senin (25/1) mendatang. 

“Tidak mungkin berbondong-bondong kembali dari pengungsian. Karena saat ini kami masih melakukan instruksi bupati tentang PTKM. Setelah tanggal 25 (Januari) baru kami putuskan kembali apa tetap berada di pengungsian,” katanya. 

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi sejak 4 Januari 2021 lalu. “Erupsi yang sifatnya efusif. Lelehan saja, magma keluar secara pelan-pelan,” katanya. 

Hanik mengatakan saat ini ancaman bahayanya berupa guguran lava pijar dan juga awan panas. Menurutnya daerah bahanya yakni sisi selatan sampai barat daya, meliputi Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. “Pusat aktivitas saat ini di sisi barat daya, di lereng lava 1997,” katanya. 

Hanik mengatakan, volume kubah lava 2021 yang berada di lereng lava 1997 itu saat ini 85 ribu meter kubik dengan kecepatan pertumbuhan 8 ribu meter kubik per hari. 

Hanik mengatakan awan panas terakhir yang teramati yakni pada Senin (19/1) pukul 02.27 WIB. Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 mm dan durasi 209 detik. Jarak luncur sekitar 1800 meter ke arah barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Boyong. Sedangkan tinggi kolom 500 meter di atas puncak. 

“Itu masih kategori pendek. Awan panas yang jarak luncur 1,8 kilomneter masih kecil. Namun demikian tetap harus diwaspadai,” ucapnya. (Cahyo)

Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.