Kisah Anggota DPRD DIY Nurcholis Suharman Inisiasi Penataan Pasar Kali Ledek
Kisah Anggota DPRD DIY Nurcholis Suharman Inisiasi Penataan Pasar Kali Ledek

Kisah Anggota DPRD DIY Nurcholis Suharman Inisiasi Penataan Pasar Kali Ledek



JOGJAGRID.COM  : Puluhan lapak jajanan dan menu tradisional berderet padat di bantaran Kali Ledek, Maguwoharjo Sleman Yogyakarta Minggu pagi 17 September 2023.

Dari kejauhan, pasar tiban yang atap lapaknya disusun dari blarak atau
daun kelapa tua itu sekilas menggambarkan suasana pasar tempo dulu, saat nusantara masih masa-masa kerajaan.

Begitu masuk ke area utama pasar, suasana pasar tempo dulu itu semakin terasa. Di satu sudut, sejumlah perempuan paruh baya berkebaya, menggelar lapaknya secara melingkar mengelilingi rumpun bambu. 

Sedangkan lapak lainnya riuh berderet di depan sebuah bangunan joglo limasan yang tampak gagah.
Di pasar itu, para pengunjung disajikan sederet menu jadul yang menggoda lidah untuk sarapan atau sekedar mengganjal perut. 

Ada tempe gembus, bakmi, sego menggono, dawet, opor ayam, jamu kunir asem, kupat tahu, sate ambal, sego gurih gudangan, bongko kopyor, ayam ingkung, getuk, dan lainnya.

Di sudut lain, ada juga warga yang  menjajakan berbagai kerajinan tradisional dan daur ulang di pasar ini, mulai dari tenun hingga kerajinan tie dye, kulit, dan daur ulang. 

Permaisuri Raja Keraton Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo  tampak dalam kerumunan pengunjung pasar itu turut berbelanja.

"Dulu lokasi ini hanya lahan kosong untuk pembuangan sampah liar, tapi setahun terakhir ini pelan-pelan ditata bersama warga dan jadi destinasi kuliner," kata tokoh warga setempat Nurcholis Suharman dalam peluncuran resmi Pasar Kali Ledek itu Minggu.

Nurcholis menuturkan, Kali Ledek yang berada di Kabupaten Sleman sisi tengah itu, memiliki kisah tersendiri dan sempat menjadi pusat kegiatan seni dan budaya di masa silam.

"Dari cerita turun temurun, tempat ini ditemukan karena ada penduduk desa saat itu berusaha mencari tempat sakral yang bisa memberikan inspirasi kepada semua seniman di desa itu untuk berkesenian," kata Nurcholis yang juga anggota DPRD DIY itu.

Usaha pencarian tempat suci itu pun membuahkan hasil. Di area itu ditemukan sendang alias sumber mata air, yang airnya tak pernah surut meski musim kemarau. Air di sumber itu alirannya mengalir dengan lembut dan memancarkan aura ketenangan. Sehingga para seniman kerap bermeditasi di dekat sumber air itu sebelum pentas.

"Tempat ini konon dianggap menjadi tempat menggembleng diri para seniman, agar seni yang mereka tampilkan bisa lebih indah dan penuh penjiwaan," imbuh Nurcholis. 

Namun sekitar beberapa tahun lalu, kawasan itu seperti kurang terawat. Hingga memasuki tahun 2022, sejumlah pengurus desa mulai berinisiatif menatanya kembali dengan konsep pasar wisata transit. Dengan sasaran para pesepeda atau pelancong yang menyukai jajanan tradisional. 

"Selain dari pemerintah daerah kami juga melibatkan swasta untuk menata kawasan ini, seperti dari Pertamina Foundation," kata Nurcholis.

Hingga akhirnya setahun ini, sekitar 61 warga dari padukuhan sekitar Kali Ledek aktif berjualan di pasar yang hanya buka setiap Sabtu dan Minggu itu. Aktivitas pasar sengaja dibatasi operasionalnya sesuai kalender Jawa untuk tetap merawat kawasan destinasi itu agar tetap asri.

"Sekali berjualan warga bisa membawa pulang Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu, ini sangat membantu," kata Nurcholis. (Dho/Ian)

Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.