Cara UGM Lestarikan Batik Nusantara
Cara UGM Lestarikan Batik Nusantara

Cara UGM Lestarikan Batik Nusantara

JOGJAGRID.COM : Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Festival Batik Nusantara di Grha Sabha Pramana UGM 9 hingga 11 Desember 2019. Dalam festival tersebut dihadirkan beraneka motif dan corak batik dari sejumlah daerah di tanah air seperti  Yogyakarta, Madura, Lasem, Solo, Kebumen Tuban, Garut, Tuban, Purworejo, Tasikmalaya,  dan Kebumen. 
Festival Batik Nusantara diinisiasi Dharma Wanita Persatuan (DWP) UGM dan menjadi salah satu rangkaian peringatan Dies Natalis ke-70 UGM. Sebelumnya di tahun 2018 festival ini juga diadakan dan mengangkat batik-batik lokal, terutama dari Yogyakarta.
Ketua panitia Festival Batik Nusantara, Indriyani Panut Mulyono yang sekaligus Ketua DWP UGM menyebut di tahun kedua penyelenggaraan, festival mengangkat batik secara lebih luas dari berbagai daerah di Indonesia. “Kami angkat batik secara lebih luas bukan hanya dari Yogyakarta saja, karena batik ini luar biasa sebagai warisan budaya dunia tak benda,” ungkapnya Senin (9/12/2019). 
UGM sebagai salah satu perguruan tinggi menurut Indriyani punya tanggung jawab untuk ikut melestarikan batik Indonesia. “Tantangan bagi UGM untuk terus mengembangkan inovasi guna menjaga nilai historis dan kelestarian batik dan mengangkat ke mata dunia,” imbuh dia. 
Festival Batik Nusantara tidak hanya menghadirkan batik dari penjuru nusantara yang terbagi dalam 26 stand batik dari para pengrajin dan produsen batik. Namun dalam kegiatan ini juga diadakan seminar yang mengupas tentang batik Mataram, pesisir, dan Yogyakarta. Menghadirkan narasumber Dr.Ir. Laretna Trisnantari Adhisakti, M.Arch, KRT.Manu J.Widyaseputra, M.A., dan Afif Syakur. 
Sementara Rektor UGM Prof Panut Mulyono mengatakan batik merupakan warisan budaya Indonesia yang harus terus dikembangkan dan dilestarikan bersama, tidak terkecuali UGM. Melalui para penelitinya, UGM berusaha berkontribusi dalam pengembangan batik baik di bidang pewarnaan, pengembangan corak bartik hingga pengembangan mesin batik.
“Jangan sampai batik justru berkembang di negara lain. UGM sebagai tempat penelitian dan belajar kebudayaan akan terus meningkatkan kontribusi terhadap perkembangan batik di Indonesia,” ungkap Panut. (Fenny Hanida)
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.