JOGJAGRID.COM — Solidaritas kemanusiaan dapat diwujudkan melalui cara yang menyenangkan dan edukatif. Hal ini dibuktikan oleh Lazismu DIY dan NU Care Lazisnu DIY yang menyelenggarakan Festival Mewarnai dan Mendongeng untuk Palestina di Lippo Mall pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Acara ini secara spesifik menargetkan anak-anak usia TK hingga SD se-DIY untuk menumbuhkan empati melalui seni dan cerita.
Festival ini bukan hanya sekadar kompetisi, melainkan sebuah platform pendidikan empati yang strategis. Ikap Bin Kholib, Badan Pengurus Lazismu DIY, menjelaskan bahwa melalui kegiatan ini, anak-anak diajarkan untuk peduli pada sesama, khususnya rakyat Palestina yang mengalami kesulitan. "Melalui lomba ini, kami ingin menanamkan nilai empati sejak dini," tuturnya.
Pentingnya pengajaran empati sejak dini juga disoroti oleh Dwijo Suyono dari NU Care Lazisnu DIY. Ia menekankan bahwa mengenalkan isu kemanusiaan—seperti anak-anak di Palestina yang kehilangan hak bersekolah—merupakan bentuk nyata solidaritas.
Dengan menanamkan nilai tersebut pada usia muda, diharapkan empati akan menjadi karakter yang melekat sepanjang hidup mereka.
Kemeriahan Festival diisi dengan ratusan anak-anak yang dengan antusias mewarnai. Selain itu, hadirnya Kak Bimo sebagai pendongeng interaktif menjadi daya tarik utama yang efektif menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan kepada para peserta cilik. Foto-foto yang dipajang di lokasi juga membantu memberikan visualisasi nyata tentang kehidupan anak-anak Palestina.
Tak hanya melibatkan anak-anak, festival ini juga mengajak serta orang tua dan pendamping untuk berpartisipasi dalam penggalangan donasi, menjadikan kepedulian sebagai aksi nyata bersama.
Direktur Lazisnu DIY, Edo Segara Gustanto, berharap kegiatan ini berhasil menyebarluaskan semangat solidaritas dan meningkatkan kesadaran publik. Puncak acara ditandai dengan deklarasi "Dari Jogja, Anak-anak Peduli Gaza", mengukuhkan komitmen anak-anak dan masyarakat Yogyakarta terhadap isu kemanusiaan global.
