Menghidupkan Sumpah Pemuda: "Melodi Nusantara" Jadi Gerakan Kebudayaan dari Nada Hingga Busana Adat
Menghidupkan Sumpah Pemuda: "Melodi Nusantara" Jadi Gerakan Kebudayaan dari Nada Hingga Busana Adat

Menghidupkan Sumpah Pemuda: "Melodi Nusantara" Jadi Gerakan Kebudayaan dari Nada Hingga Busana Adat

JOGJAGRID.COM – Peluncuran karya musik visual "Melodi Nusantara" pada Selasa (28/10) bukan sekadar perkenalan lagu baru, melainkan sebuah manifestasi komitmen kebudayaan dan nasionalisme yang diusung oleh kolaborasi 8TUALLY dan PSM UGM. 

Dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, karya ini secara eksplisit mengangkat nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika melalui setiap elemen audio dan visualnya.

Konferensi pers yang berlangsung di Hotel Grand Hyatt Yogyakarta turut dihadiri oleh tokoh nasional seperti Gema Sasmita dan musisi senior Piyu, yang sama-sama mengapresiasi karya ini sebagai perjuangan generasi muda dalam konteks kekinian.

Pemuda Berjuang dengan Nada dan Karya

Gema Sasmita, Ketua Umum Gerakan Relawan Nasional (GERNAS) dan Pembina MKTG, dalam sambutannya menekankan peran sentral pemuda sebagai kekuatan utama bangsa.

“Dulu, para pemuda berjuang dengan kata dan ketenangan. Kini, generasi muda berjuang dengan nada dan karya. Semangat Sumpah Pemuda harus terus dihidupkan melalui karya nyata,” tegas Gema Sasmita, menggarisbawahi transformasi perjuangan.

Gema Sasmita juga memuji semangat gotong royong tim produksi "Melodi Nusantara," yang menurutnya lahir dari idealisme tinggi. Ia berharap karya ini tidak hanya berhenti sebagai tontonan, tetapi menjadi gerakan yang mampu menghidupkan pariwisata, mengangkat UMKM lokal, dan memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi.

Busana Adat dan Makna Visual yang Sakral

Aspek visual dalam video musik "Melodi Nusantara" memegang peran krusial dalam menyampaikan pesan persatuan. Kylian Tulus dari PSM UGM menjelaskan bahwa anggota paduan suara mengenakan busana adat dari berbagai daerah selama proses syuting, yang dilakukan di Balairung UGM.

 “Kami ingin mewujudkan tema Bhinneka Tunggal Ika secara eksplisit. Penggunaan busana adat dari berbagai daerah oleh para anggota PSM UGM dalam video musik adalah simbol nyata dari keberagaman yang bersatu dalam harmoni,” jelas Kylian Tulus.

Penggagas lagu, Rois Munandar, menambahkan bahwa konsep visual tersebut merupakan upaya untuk membumikan karyanya.

“Melodi Nusantara terinspirasi dari kerinduan akan keasrian Indonesia di masa kecil. Kami ingin visualnya sekuat pesannya. Adegan lilin di Balairung yang gelap adalah interpretasi kami tentang 'Habis Gelap Terbitlah Terang', sebuah harapan untuk masa depan bangsa,” ujar Rois Munandar, menyampaikan kedalaman makna dibalik komposisi dan visualnya.

Lion Bagaskara dari 8TUALLY juga menyambut baik integrasi busana adat dan nilai-nilai lokal. “Kami ingin pengalaman yang autentik. Kolaborasi ini membuktikan bahwa kreativitas modern bisa menjadi jembatan untuk melestarikan dan merayakan kebudayaan nasional,” tutup Lion.
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.