JOGJAGRID.COM : Perjalanan 34 tahun Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta adalah kisah tentang transisi dari kampus lokal yang tangguh menjadi entitas akademik dengan ambisi global. Namun, di balik ambisi menuju universitas bereputasi internasional, Rektor Unisa, Warsiti, menegaskan satu filosofi utama: tetap membumi.
Dalam Sidang Terbuka Senat Milad, Warsiti menjelaskan bahwa perluasan jejaring global dan peningkatan ranking internasional (seperti UI GreenMetric dan THE) harus selaras dengan nilai-nilai yang melahirkan kampus ini.
“Inilah perjalanan yang tidak berhenti di titik ini. Setiap capaian hari ini menjadi pijakan untuk melangkah lebih tinggi esok hari, demi terwujudnya Unisa Yogya sebagai universitas bereputasi internasional yang membumi. Tetap berakar pada nilai Islam berkemajuan dan berbudaya bangsa, peka terhadap kebutuhan masyarakat dan tidak kehilangan jati diri,” tegas Warsiti, menggambarkan visi yang seimbang antara kemajuan dan identitas.
Visi 'membumi' ini selaras dengan mandat yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto. Menteri Brian tidak hanya mengapresiasi usia Unisa yang matang, tetapi juga mendorong agar riset dan inovasi Unisa tidak sekadar berhenti di jurnal ilmiah.
Menteri Brian mengenalkan gerakan 'Dikti Saintek Berdampak' yang menantang perguruan tinggi untuk menghadirkan riset di tengah kehidupan nyata.
"Kami ingin agar riset dan inovasi tidak berhenti di laboratorium atau jurnal ilmiah, tetapi hadir di lingkungan sekitar kampus, di pasar, di sawah, di rumah sakit, di industri, dan di ruang-ruang kopi, serta UMKM di sekitar kampus,” ungkap Brian Yuliarto, menekankan bahwa peran kampus adalah sebagai pengarah perubahan, bukan sekadar penyesuai.
Menurut Warsiti, Unisa telah mengimplementasikan visi 'membumi' ini melalui berbagai program kolaborasi internasional—sebanyak 63 aktivitas dan 195 mitra kelas dunia—yang diharapkan dapat mengadopsi praktik terbaik global untuk disesuaikan dengan konteks lokal.
Konsistensi mutu ini telah menghasilkan Akreditasi Institusi Unggul dan berbagai penghargaan seperti PTMA dengan Riset dan Publikasi AIK Terbanyak.
Pada akhirnya, bagi Mendiktisaintek, indikator keberhasilan Unisa bukan hanya pada peningkatan ranking, tetapi pada karakter lulusannya.
"Saya meyakini, dari ruang-ruang kelas Unisa Yogyakarta, dari laboratorium, dan kegiatan pengabdian masyarakatnya akan lahir anak-anak bangsa yang memiliki karakter, cerdas dan berjiwa melayani," tutup Menteri Brian, menggarisbawahi harapan bahwa reputasi global Unisa akan bermuara pada lahirnya generasi penerus yang membawa dampak positif bagi kemanusiaan.
