JOGJAGRID.COM – Tantangan terhadap tradisi lokal di era digital, mulai dari paparan budaya asing hingga risiko hilangnya pengetahuan tradisional, mendorong Fraksi Partai Golkar (FGolkar) DPRD Kota Yogya untuk menggarisbawahi pentingnya tanggung jawab dan kolaborasi dalam memanfaatkan teknologi untuk pengelolaan kebudayaan. Teknologi, menurut FGolkar, hanyalah alat yang keefektifannya bergantung pada komitmen bersama.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Yogya, Candra Akbar Ishmata, menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi harus disertai dengan kesadaran kolektif.
"Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab, imbuh Candra, kita dapat memastikan warisan budaya tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang. Penting untuk diingat bahwa teknologi hanyalah alat. Keberhasilan pemanfaatannya dalam pelestarian budaya bergantung pada komitmen untuk menghargai dan melindungi warisan budaya kita, serta pada kemampuan untuk berkolaborasi dan berinovasi.
'Dengan semangat gotong royong dan kreativitas, kita dapat membangun jembatan antara masa lalu dan masa depan, dan mewariskan kekayaan tradisi dan budaya lokal kepada generasi mendatang,' urainya."
Candra melihat teknologi sebagai potensi luar biasa untuk menjaga kelestarian di tengah arus globalisasi.
"Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Yogya Candra Akbar Ishmata, menjelaskan di era digital ini teknologi hadir bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan, menawarkan solusi inovatif untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan tradisi dan budaya lokal. 'Teknologi menawarkan potensi yang luar biasa untuk melestarikan dan mempromosikan tradisi dan budaya lokal di era digital,' tandasnya."
Dukungan FGolkar terhadap Raperda Pengelolaan Kebudayaan juga didasarkan pada kebutuhan akan regulasi yang kuat untuk menguatkan peran Pemkot Yogya dalam menjaga kebudayaan Kasultanan dan Kadipaten sebagai norma hidup. Dalam konteks implementasi, Candra mengingatkan agar fokus tidak mengabaikan budaya rakyat dan Rintisan Kelurahan Budaya.
"Candra mengungkapkan pengelolaan kebudayaan ditargetkan tidak hanya fokus pada pelestarian, tetapi juga menggali dan mempresentasikan potensi yang menjadi kekhasan Rintisan Kelurahan Budaya dan berpotensi untuk dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
'Jangan sampai budaya rakyat yang dimiliki oleh masyarakat kebanyakan dari hari ke hari semakin terpinggirkan dan tidak mendapat perhatian yang memadai,' urainya."
