Belajar Cara Bersedekah Dari Ayam Goreng Syariah Bantul
Belajar Cara Bersedekah Dari Ayam Goreng Syariah Bantul

Belajar Cara Bersedekah Dari Ayam Goreng Syariah Bantul





JOGJAGRID.COM : Sejumlah stand makanan berbeda tampak sibuk melayani pelanggannya di sebuah usaha kuliner bernama Ayam Goreng Syariah yang berada di Jalan Imogiri Timur kilometer 8 Bantul Yogyakarta.

Dihitung-hitung, ada delapan gerai makanan dan minuman bernaung dalam satu atap Ayam Goreng Syariah itu. Ada booth gudeg, soto, kebab, takoyaki, sosis bakar hingga thai tea.

Semua penjual makanan itu menyewa tempat ke Asep Suryana, 25 tahun, pemuda yang juga pendiri Ayam Goreng Syariah dengan harga sangat terjangkau. 

"Setiap penjual di sini wajib menyediakan minimal 20 porsi makanan yang mereka jual dengan harga seikhlasnya untuk mereka yang kurang mampu," kata Asep saat ditemui wartawan Sabtu 28 November 2020.

Menurut Asep, usaha kulinernya memang dibangun untuk tak sekedar mencari cuan. Tapi juga mengusung semangat berbagai dengan slogan Sedekahku, Sedekahmu.

"Dulu kami pernah memberikan donasi lewat perantara, tapi tidak disampaikan donasinya. Jadi kami ingin memastikan donasinya sampai dengan cara ini, secara langsung," ujarnya.



Para penjual berbagai jenis makanan di Ayam Goreng Syariah Jalan Imogiri Bantul km 8 Yogyakarta


Cara sedekah di warung ini cukup sederhana namun efektif. Model bayar seikhlasnya di warung itu terinspirasi dari pengalaman pribadi keluarga Asep.

"Dulu kami sering kedatangan ibu ibu tua di rumah yang membawa singkong rebus, jagung, atau nasi untuk dijual untuk digantikan makanan lain. Modelnya barter, jadi dia tak mau mendapat makanan gratisan," ujarnya.

Akhirnya, dari situlah muncul ide berbagi dengan cara bayar seikhlasnya. Demi tetap.menjunjung martabat yang diberi.

"Kami sempat membuat etalase yang diisi dengan makanan gratis bagi yang mau ambil tapi orang jadi sungkan. Walaupun mereka orang tidak mampu, tapi bukan berarti minta gratis. Mereka ingin beli, walaupun dengan harga yang tidak biasa," katanya. 

Asep mencontokan, di warungnya itu, misalnya satu porsi nasi, ayam goreng, beserta sayur biasanya dijual Rp10 ribu. Namun bagi pembeli tak mampu dia bisa membayar dengan harga seikhlasnya. "Mau bayar dua ribu atau lima ribu boleh," kata dia. 

Asep mengatakan usaha kulinernya itu dijalankan bersama sang kakak, Novian Indra Kusuma, 30, untuk tujuan bersedekah sembari tetap berjualan.

"Orang tua kami juga telah memberi amanah, agar kami bersedekah untuk sesama," ujarnya.

Menurutnya, ia hanya berniat berbagi makanan untuk orang yang membutuhkan. 

"Kadang ada saja orang nggak kami kenal juga datang ikut menyumbang. Jadi motto dari warung ini sedekahku sedekahmu. Artinya sedekahku sama juga dengan sedekahmu," katanya. 

Asep mengatakan, awalnya tempatnya ini dipakai untuk bisnis jualan kayu. Namun pada akhir 2019 berhenti dan berganti bisnis kuliner yang mengusung misi berjualan sambil bersedekah.

"Alhamdulillah sampai sekarang tidak rugi. Kadang ada orang datang beli tapi membayar lebih," kata Asep.
(Dwi)
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.