Ketua Komisi B DPRD DIY Desak Pemda Support Kampung Anggur
Ketua Komisi B DPRD DIY Desak Pemda Support Kampung Anggur

Ketua Komisi B DPRD DIY Desak Pemda Support Kampung Anggur


Ketua Komisi B DPRD DIY
Danang Wahyu Broto


JOGJAGRID.COM : Ketua Komisi B DPRD DIY Danang Wahyu Broto mendesak pemerintah baik provinsi dan kabupaten memperhatikan upaya upaya pemberdayaan di masyarakat agar dapat memberikan kesejahteraan.

Danang mencontohkan salah satu bentuk pemberdayaan yang dirintis masyarakat itu adalah Kampung Anggur yang berada di Dusun Plumbungan, Kecamatan Bambanglipiro, Kabupaten Bantul.

"Kampung Anggur itu layak jadi kampung percontohan pembedayaan," kata Ketua Komisi B DPRD DIY Danang Wahyu Broto dari hasil dialog dan menyerap aspirasi warga di kampung itu pekan ini.

Danang mengatakan dari kunjunga. rombongan Komisi B saat itu diketahui bagaimana warga memulai budidaya dan menghadapi masalah hingga bisa bertahan.

"Kampung Anggur ini bentuk swadaya murni masyarakat dalam mengangkat potensi wilayahnya," ujar  Danang.

Politisi Gerindra itu menilai Kampung Anggur bisa menjadi pilot project bagaimana kelompok masyarakat memberdayakan sekitarnya. Sehingga menberi hasil jelas pada perekonomian, pengentasan kemiskinan sekaligus memperkaya destinasi wisata alternatif di Bantul.

"Kampung ini bisa menjadi pilot project sebuah usaha perekonomian melalui budidaya dengan hasil panen yang menguntungkan tapi juga menjadikan desa ini jadi obyek wisata baru," ujar Danang.

Danang menilai ketika usaha di kelompok masyarakat sudah berkembang dan memutar perekonomian di wilayah itu, seharusnya pemerintah provinsi dan kabupaten saling bersinergi untuk mengangkat potensi itu.

"Pemerintah perlu ikut membantu, agar apa yang sudah dirintis masyarakat itu juga lebih terjamin kesejahteraanya ke depannya," ujarnya.

Dari hasil dialog dengan warga pembudidaya Anggur kampung itu, Danang mengatakan cukup banyak aspirasi yang muncul. Antara lain ketersediaan bantuan pupuk, jaring pengaman anggur saat berbuah dan panen hingga obat anti hama.

"Kami akan tetap support walaupun mungkin realisasinya nanti baru bisa tahun 2021," ujar Danang.

Danang mengatakan Komisi B akan selalu mensupport isu isu pemberdayaan masyarakat terutama di masa pandemi ini. Pihaknya berjanji akan terus mencari informasi dan berkeliling di wilayah DIY sehingga bisa mendengar dan mengetahui langsung apa yang menjadi kebutuhan di masyarakat. 

Sebagai bahan Komisi B DPRD DIY memberi masukan, pertimbangan, dan juga saran pengambilan keputusan pemerintah terkait program pemberdayaan demi kesejahteraan.

Keberhasilan budidaya anggur di.kampung itu memang tidak terjadi dalam semalam, tetapi melewati berbagai ujian selama bertahun-tahun. 

Rio Aditya, 35 perintis sekaligus penggerak Kampung Anggur.Di halaman rumahnya seluas kira-kira 150 meter persegi tampak ditumbuhi pohon-pohon anggur. Batangnya tumbuh ke atas kemudian menjalar di batang-batang baja ringan yang dipasang membentuk atap. Halaman rumah pun jadi terkesan teduh. "Usaha saya untuk menanam anggur sejak 2010," terang Rio kepada Komisi B DPRD DIY. 

Awalnya, dia menanam anggur lokal, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Bahkan, banyak orang kala itu yang menganggap usahanya bakal sia-sia. Namun, Rio tidak patah semangat. Dia terus belajar cara budidaya pohon anggur. 

Puncaknya pada 2014, Rio mengganti pohon anggur lokal dengan anggur ninel dari Ukraina pada 2014. Pohon anggur hibrida ini lebih mudah perawatannya dan buahnya lebih manis.Benar saja, hasil panen pohon anggurnya memuaskan. Masyarakat sekitar pun mulai tertarik untuk menanamnya.Rio kemudian mengadakan pelatihan budidaya tanaman anggur Ninel dengan bantuan dana desa. Yang mengikuti saat itu adalah ibu-ibu.

"Saya menjual bibit Rp100 ribu. Saya tidak memberikan gratis agar yang menanam merasa memiliki sehingga mau merawat," kata dia. Jika bibit diberikan gratis, si penerima kemungkinan akan malas-malasan untuk merawatnya.?
"Singkat cerita, sekarang sudah ada sekitar 300 pohon yang ditanam," kata Rio.Tidak sampai di situ saja, pada Januari 2020, tanaman anggur yang ditanam Rio pun mendapat sertifikasi dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementrian Pertanian. Anggur tersebut diberi nama Satriya Tamansari 1.MenguntungkanRio mengaku, hasil dari tanaman anggur cukup menguntungkan. 

Setiap pohon mampu menghasilkan sekitar 12 kilogram anggur sekitar setahun. Rio menjual anggur Rp100 ribu perkilogram, sedangkan bibitnya dijual Rp125.000"Untuk perawatan, pemberian pupuk saya habis Rp200 ribu perminggu. Kalau dihitung-hitung masih untung," kata dia.  

Rio pun mengaku kuwalahan menghadapi banyaknya permintaan.Rio berharap, ada bantuan dari pemerintah terkait pendampingan pertanian. Salah satu kendala yang belakangan ini dihadapi adalah munculnya hama jamur di tanaman anggur. Selain itu, ia juga berharap, pemerintah memberi bantuan untuk pengembangan daerah wisata. Pasalnya, sekarang semakin banyak wisatawan yang datang, terutama saat panen.

Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebuanan, Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Bantul, Imawan Ekohandriyanto mengungkapkan, Pemkab Bantul mendukung budidaya tanaman anggur di Dusun Plumbungan. Ia menyebut, dusun tersebut menjadi salah satu daerah untuk dijadikan sebagai kawasan agrowisata.

"Kami punya rencana, Kecamatan Bambanglipuro, menjadikan kawasan agrowisata. Di kecamatan ini ada budidaya anggur, pisang dan anggrek sehingga akan membuat banyak orang ke sini," terang dia.

(Pin/Sar)

Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.