Saat Andong Malioboro Rela Banting Harga Demi Tarik Wisatawan
Saat Andong Malioboro Rela Banting Harga Demi Tarik Wisatawan

Saat Andong Malioboro Rela Banting Harga Demi Tarik Wisatawan




JOGJAGRID.COM : Jalan-jalan ke Malioboro Yogya memang belum lengkap jika tak disertai dengan acara naik andong.

Ya, dengan naik andong ini, jangkauan untuk menikmati kawasan pusat wisata Yogya memang bisa lebih jauh dan beberapa destinasi sekaligus. Misalnya dari Malioboro, ke Keraton Yogya, Alun-Alun Utara, pusat kaos Rotowijayan, lalu biasanya diakhiri belanja bakpia di kampung Patuk Yogyakarta.

Tahun 2019 silam, umumnya untuk sekali putaran rute itu, tarifnya berkisar antara Rp 150 ribu atau bisa Rp 200 ribu saat liburan panjang.

Namun, ketika masa wabah Covid-19 dan wisatawan anjlok di tahun 2020 ini, tarif andong di Malioboro bisa dinego kembali. Ada puluhan andong sudah beroperasi tiap harinya di Malioboro saat ini.

“Yang penting bagi kami di masa sulit ini karena baru mulai beroperasi tarifnya bisa dirembug, tergantung kesepakatan,” ujar seorang kusir andong Malioboro, Wuryadi di sela menunggu penumpang di kawasan depan DPRD DIY Malioboro Kamis 17 Juli 2020.

Wuryadi mengaku sejak beroperasi kembali akhir pekan lalu, Sabtu 11 Juli 2020, dalam sehari sudah bisa mendapat satu hingga dua kali orderan. Ia mengatakan, tarif yang disepakati rata-rata masih di bawah Rp 100 ribu sekali tarikan.

“Wisatawan lokal soalnya, belum ada turis asing,” ujarnya.

Kusir asal Potorono Kabupaten Bantul itu bersyukur perlahan-lahan kawasan Malioboro pulih kembali walau wisatawan tak membludak seperti sebelum pandemi.

Ayah satu anak itu mengaku, selama empat bulan terakhir saat andongnya harus diparkir karena wabah, kesehariannya hanya mencari rumput untuk merawat kudanya. Untuk mencukupi kebutuhan hidup ia hanya mengandalkan sisa tabungan dan akhirnya berhutang ke kerabat karena pekerjaan juga sulit peroleh.  

Oleh sebab itu, saat pemerintah mengijinkan kembali andong beroperasi di Malioboro dengan protokol normal baru ia langsung bersemangat. Walaupun kadang dalam sehari juga belum pasti bisa narik penumpang.

“Soal dapat atau tidak penumpang ya pasrah, yang penting soal tarif bisa dinegosiasi, tidak bisa mematok seperti dulu (sebelum wabah),” ujarnya.

 Tak hanya wisatawan, pasar bagi andong di Malioboro juga menjangkau kawasan sekitarnya. Misalnya para pedagang dan buruh di Pasar Beringharjo yang hendak pulang kerja, biasanya juga masih memilih andong sebagai salah satu moda transportasi yang bertahan hingga petang. Tentu saja untuk pedagang atau buruh tarifnya berbeda alias lebih rendah dibandingkan wisatawan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro, Ekwanto, menuturkan moda andong dan juga becak memang sudah diijinkan beroperasi kembali sejak akhir Juni 2020 ini.

Namun andong dan becak yang bisa beroperasi adalah yang sudah mematuhi protokol kesehatan.  

“Untuk andong yang beroperasi diantaranya wajib menyediakan penyekat antara kusir dan penumpang, kusir memakai masker dan menyediakan hand sanitizer," ujarnya. Jika andong ketahuan beroperasi tanpa mengikuti protokol berlaku akan dilarang masuk Malioboro.

"Sudah ada kesepakatan, kalau tidak memenuhi protokol kesehatan petugas akan memintanya untuk kondur (pulang),"ujarnya.

Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.