Psikolog Kaji Fenomena Djoko Tjandra dan Penangkapan Penjahat Lintas Provinsi
Psikolog Kaji Fenomena Djoko Tjandra dan Penangkapan Penjahat Lintas Provinsi

Psikolog Kaji Fenomena Djoko Tjandra dan Penangkapan Penjahat Lintas Provinsi


ilustrasi kepolisian

JOGJAGRID.COM : Dua fenomena yang melibatkan kepolisian belakangan mewarnai berbagai media massa.

Satu fenomena diangkat dalam pemberitaan tentang  kasus yang dihadapi Mabes Polri Jakarta, yang mana mengangkat tiga jendral polisi saling bahu membahu meloloskan penjahat kelas jumbo Djoko S Tjandra dari jerat hukum. 

Sedang fenomena lain pemberitaan bagaimana tiga gembong penjahat lintas provinsi tak berkutik digulung anggota Sat PJR Kartasura, Jateng beberap waktu lalu.

Djoko S Tjandra, siapa yang tak tahu namanya. Satu dari sekian buronan paling dicari negara. Kini namanya kembali diperbincangkan setelah lama beku dalam kotak pandora yang 
tak lagi dibuka.

Sebagai institusi penegak hukum, kepolisian RI menjadi pihak yang paling dipertanyakan kesungguhannya menegakkan hukum seiring keterlibatan tiga jenderal memberi hak-hak istimewa kepada Djoko S. Tjandra. Hukum diinjak-injak aparat negara tepat di jantung Mabes Polri.

"Namun jauh lokasinya dari Mabes Polri, hukum terpacak tegak lurus. Aturan ditaati, perintah atasan mulai dari instruksi Presiden RI, Kapolri dan Kapolda dan Dirlantas Polda Jateng dijadikan acuan dalam bertugas anggota polisi Sat PJR Kartasura, Jawa Tengah," ujar Psikolog yang juga Founder of Rumah Pemberdayaan Th. Dewi Setyorini dalam keterangan analisanya Kamis (23/7)

Dewi mencontohkan, media Bernasnews.com 18 Juli 2020 lalu memberitakan capaian gemilang polisi lalu lintas Satuan Patroli Jalan Raya Polda Jateng Unit 7 Kartasura yang berhasil menangkap tangan tiga bandit penjarah uang lintas provinsi senilai lebih dari Rp 400 juta.

Betapa rumit dan sulitnya penangkapan ini. Jalur koordinasi lintas provinsi bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Perlu disiplin diri, kekompakan tim, kerja keras, sekaligus dukungan pimpinan dan jajaran di lapangan untuk sabar dan konsisten mengawasi dan mengikuti pergerakan penjahat dari detik ke detik tanpa kenal lelah.


Satuan Patroli Jalan Raya Polda Jateng Unit 7 Kartasura saat menangkap tangan tiga bandit penjarah uang lintas provinsi senilai lebih dari Rp 400 juta.

Garda terdepan di lingkungan Ditlantas Polda Jateng ini patut diapresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya atas usaha dan upayanya menempatkan hukum sebagaimana seharusnya.

“Merekalah sesungguhnya penjaga hukum dan dengan setia menjalaninya,” ujarnya,
Menurut Dewi, Inilah potret dua sisi berbeda bak bumi dan langit. Pada level pimpinan sejumlah jendral mengobrak abrik tatanan hukum. Dalam tataran taktis di lapangan, sejumlah anggota polisi berpangkat rendah dengan kesadaran terjaga menyuguhkan kinerja sangat baik saat menjalankan sistem hukum.

Aksi tangkap tangan tiga penjahat kakap lintas provinsi tersebut membuktikan bahwa anggota Sat PJR Kartasura memahami intisari Polantas Candi dan Polantas Hadir yang digulirkan Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Arman Achdiat.

Polantas Candi merupakan sebuah akronim dari Cerdas, Agamis, Negosiator, Dedikasi, dan Inovatif. Sedangkan Polantas Hadir adalah akronim dari Humanis, Antisipatif, Disiplin, Inisiatif, dan Responsif.

Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Arman Achdiat selaku atasan Sat PJR, dinilai piawai merumuskan bagaimana sebaiknya kepolisian hadir memerangi kejahatan yang berkembang sistematis didukung teknologi canggih.

Semboyan Polantas Candi dan Polantas Hadir mencerminkan bagaimana kepolisian seyogianya berkiprah dalam situasi dunia yang makin kompleks dengan semua perubahannya yang sulit diprediksi.

Dalam tataran kepemimpinan, rumusan kerja Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Arman Achdiat sesungguhnya memanifestasikan Kepemimpinan Hadir. Pemimpin/leader tak semata mendudukkan dirinya sebagai seseorang yang harus dihargai, diberi tempat paling terhormat, atau bahkan ditakuti.
“Leader hadir sebagai pribadi yang memberi ruang yang longgar bagi anak buah untuk mengembangkan diri. Ia menciptakan hitam putih, pelangi, bahkan hidup mati institusinya,” ujar Dewi.

Kepemimpinan Hadir sebagaimana dipertontonkan Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Arman Achdiat adalah model kepemimpinan yang menekankan penghargaan tinggi pada manusia. Model leader yang memberi kesempatan anggota Sat PJR berprestasi tak hanya sebagaianak buah namun sebagaimanusiaberkepribadian unggul.

Pada dasarnya, kepemimpinan ‘Hadir’ adalah kepemimpinan yang berbasis nilai dan ini merupakan strategi agar dekat di hati anak buah demi mencapai tujuan bersama baik institusi maupun anggota. Kepemimpinan ‘Hadir’ adalah kepemimpinan yang tidak mengedepankan unsur kekuasaan namun menonjolkan sisi humanisme sebagai pribadi yang mengejawantah dalam kehidupan keseharian.
“Hasilnya, gaung positifnya lebih mudah ditangkap anak buah dan menjadi acuan menjalankan tugas sehari-hari,” ujarnya.

Di tengah kecaman dan hujatan yang ditujukan kepada tiga jendral polisi pelindung Djoko S Tjandra, prestasi anggota Satuan Polisi Jalan Raya Kartasura yang sukses mengimplementasikan konsep Polisi Candi dan Polisi Hadir sebagaimana rumusan  Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Arman Achdiat menjadi oase saat hukum dipertanyakan dan keadilan digugat.

Di saat peran leader di lingkungan Mabes Polri digugat karena tak hadir sebagai pribadi unggul, semoga apa yang dilakukan Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Arman Achdiat dan jajaran di bawahnya menjadi seteguk air di tengah kegersangan contoh riil seorang leader yang bersedia hadir dan lebur sebagai pribadi yang  mengejawantah dalam kehidupan riil keseharian.
“Leader juga pribadi yang memiliki sisi humanisme yang layak mendapatkan tempat di hati anak buahnya. Dengan demikian kepemimpinan dikembalikan dalam martabat yang paling hakiki yaitu penghargaan pada manusia sebagai makhluk Tuhan paling sempurna,” katanya.

Tokoh Pemuda Klaten, Jawa Tengah,  Agung Rahardjo menilai aksi Sat PJR Kartasura, Jawa Tengah yang menangkap penjahat lintas provinsi itu menjadi angin sejuk di masyarakat masih tegaknya hukum walau di masa pandemi Corona ini.

"Polisi tetap bertugas dengan baik, melindungi dan hadir di masyarakat  sesuai yang kami harapkan. Karena seringkali muncul kekhawatiran bahwa di masa wabah ini, jangan jangan kejahatan akan meningkat. Namun kami masih percaya, kepolisian tetap bekerja dengan maksimal," ujarnya.

(***)
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.