JOGJAGRID.COM : Mantan Bupati Kulon Progo yang kini menjabat Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) bakal menerima anugerah gelar Doktor Kehormatan "Honoris Causa" dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Sabtu 1 Agustus 2020.
Hasto dinilai pantas menyandang gelar Doktor Kehormatan bidang Teknologi dan Pemberdayaan Masyarakat Vokasional, atas keberhasilan peran strategisnya dalam mengaplikasikan pengetahuan, data, sains, dan teknologi sebagai dasar dalam pembangunan.
Melalui penganugerahan gelar tersebut, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd selaku Rektor UNY dan pembuat SK penganugerahan gelar kehormatan berharap bahwa pengakuan akademik ini menjadi amanah bagi Kepala BKKBN untuk terus berdedikasi dan berkomitmen dalam pengembangan masyarakat vokasional berbasis teknologi unggul. Ilmu vokasi juga dapat berkembang lebih luas, melibatkan multi disiplin dan komponen pemerintahan, serta terus berkembang dan relevan untuk pembangunan masyarakat.
“Praksis penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk pembangunan, layaknya sudah dilakukan Hasto Wardoyo, harus terus dikuatkan, ditularkan, dan senantiasa dikembangkan sehingga bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat. Pak Hasto adalah satu tokoh langka yang selama kepemimpinannya selalu menggunakan data dan teknologi sebagai acuan pengambilan kebijakan,” ujar Sutrisna Jumat 31 Juli 2020.
Penganugerahan yang dilakukan pada Sabtu (1/8) pago di Auditorium UNY itu bakal menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Protokol tersebut diantaranya: peserta selalu mengenakan masker, mencuci tangan dan diukur suhu badannya menggunakan termometer infrared sebelum memasuki area kegiatan, serta pengaturan tempat kegiatan, ruang makan, penyajian makanan yang sesuai dengan standar pencegahan COVID 19, dengan tempat duduk jarak antar peserta minimal 1,5 meter.
“Sehingga tamunya terbatas hanya VIP, dan audiens masyarakat umum bisa menyaksikan melalui siaran daring lewat Youtube UNY Official,” imbuh Sutrisna
Untuk mendukung penerapan protokol kesehatan tersebut, kegiatan berlangsung dengan pengiriman pemberitahuan dan koordinasi dengan Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman.
“Makannya nanti kita menggunakan boks, dan protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat dalam seluruh kegiatan,” ungkap Sutrisna.
Pandemi Corona sempat menunda penganugerahan gelar tersebut. Mulanya dengan persetujuan senat tersebut, agenda pemberian Doktor Honoris Causa direncanakan berlangsung pada bulan Maret atau April lalu. Penundaan ini juga menjadi pemberitaan yang cukup viral di media.
“Walaupun demikian, penundaan pada saat itu adalah langkah yang tepat karena kondisi gawat darurat yang membutuhkan keamanan kita untuk menjaga kesehatan, dan bagi Pak Kepala BKKBN untuk terlebih dahulu melaksanakan tugas,” ujar Sutrisna.
Hasto usai mendapat anugerah Doktor Honoris Causa Bidang Teknologi dan Pemberdayaan Vokasional dari UNY dijadwalkan menyampaikan pidato ilmiah bertajuk Peran Pendidikan Vokasional untuk Mewujudkan Kemandirian di Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo.
Kedua promotor dalam penganugerahan itu yakni Prof. Dr. Mohammad Bruri Triyono, M.Pd. dan Prof. Dr. Marsigit, M.A., menganggap posisi Dokter Hasto manakala menjabat sebagai Bupati Kulon Progo selama dua periode (2011-2019) sedemikian strategis. “Promovendus menggerakan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai dorongan ideologis. Terutama dalam bidang vokasional serta kemampuan kreativitas dan inovasinya,” jelasnya.
Kulon Progo mempunyai 12 kapanewon yang terbagi menjadi 87 kelurahan serta memiliki 930 pedukuhan. Posisi ini mendorong Dokter Hasto mencanangkan gerakan Bela dan Beli Kulon Progo. Ia memperkuat ketahanan ekonomi rakyat melalui sistem bersama yang transparan dan partisipatif. Konsep ini ia realisasikan menjadi mantra: madep mantep mangan panganan dewe, madep mantep ngombe banyune dewe, madep mantep nganggo klambine dewe. Dokter Hasto menuturkan gerakan kemasyarakatan ini secara ideologis membela bangsa sendiri lewat gotong-royong membeli produk masyarakat setempat.
Ide cemerlang Hasto menguatkan ekonomi rakyat. Masyarakat diberdayakan supaya tak bergantung semata pada permainan ekonomi makro. Dengan memfokuskan hal mikro, memulai dari industri rumahan, maka Kulon Progo diharapkan mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Tak mengherankan bila visi besarnya ini bisa dirangkum tiga kata kunci: start small, act now, and think big. Tak tanggung-tanggung, Dokter Hasto mencanangkan swasembada kebutuhan beras guna terpenuhinya kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Aksi nyata ini tak berhenti begitu saja. Dokter Hasto menautkan kebijakan itu ke ranah pendidikan vokasi. Baginya, pendidikan vokasi harus hadir di masyarakat. Bukan sebatas magang, melainkan pendampingan terpadu. Lulusan vokasi sudah semestinya punya keterampilan, kompetensi, dan karakter soft skills yang mumpuni. Dokter Hasto meneropong ada peran strategis pendidikan vokasi sebagai pendidikan praktis. “Mengembangkan karier lulusan harus berbasis kompetensi,” ucapnya.
Tomira (Toko Milik Rakyat) sebagai ikon warung kerakyatan di Kulon Progo difungsikan sebagai salah satu pintu masuk transformasi ekonomi mikro dan pendidikan vokasi. Terobosan cerdas Dokter Hasto ini merupakan realisasi ekonomi Pancasila yang mengedepankan kedaulatan ekonomi di tangan rakyat dan basis pendidikan vokasi di Kulon Progo. Pertimbangan demikianlah yang menarik atensi UNY untuk memberikan apresiasi akademik lewat doktor (HC) kepada salah satu putra terbaik Kulon Progo itu.
“Dan jika dilacak dari rekam jejak Promovendus di dalam menggeluti dunia pemberdayaan masyarakat vokasional selama ini, Nampak bahwa perspektif keberpihakan pada ekonomi pancasila, menghadirkan pendidikan dalam peran sosialnya untuk pemberdayaan masyarakat, membangun dan memajukan bangsa,” ungkap Prof. Moch. Bruri Triyono dan Prof. Marsigit selaku Promotor dan Co Promotor penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa ini.
Peran membangun desa tersebut, sudah dipantau UNY sejak lama dalam kapasitasnya sebagai Bupati Kulonprogo dan Mitra UNY dalam pengembangan daerah. Pada penghujung 2019, Kepala Badan yang biasa disapa Dokter Hasto ini diberi amanah sebagai Kepala BKKBN. Meninggalkan Kulonprogo dengan prestasi dan karya nyata.
“Lalu sekitar 3 Februari 2020, diusulkan untuk pertimbangan senat. Dengan rapat, pleno, dan pembahasan pertimbangan, maka pada 24 Februari 2020 lalu disepakati akan diberikan gelar Doktor Honoris Causa,” ujar Prof. Zamzani selaku Ketua Senat UNY.