Sarihusada Tingkatkan Kualitas Susu Lewat 3 Pendekatan
Sarihusada Tingkatkan Kualitas Susu Lewat 3 Pendekatan

Sarihusada Tingkatkan Kualitas Susu Lewat 3 Pendekatan


JOGJAGRID.COM :  Sebagai perusahaan yang menyediakan nutrisi bagi ibu dan anak, Danone melalui PT Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada) telah berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam menyediakan asupan gizi yang optimal bagi ibu dan anak Indonesia. 

Hal ini dilakukan bukan hanya melalui penyediaan produk nutrisi berkualitas namun juga dengan melaksanakan berbagai program dukungan, salah satunya program Peningkatan Mutu Susu yang telah dilaksanakan sejak 1991 yang bertujuan untuk mendorong peternak menghasilkan susu dengan kualitas yang lebih baik agar dapat turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Walaupun tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia termasuk yang paling rendah di ASEAN, di sisi lain kebutuhan pasar meningkat dari tahun ke tahun. Namun ternyata, peningkatan permintaan akan susu ternyata tidak sejalan dengan suplai dari peternak lokal karena kuantitas dan kualitas yang belum memadai. 

Dengan pertumbuhan konsumsi susu sapi sebesar lima persen per tahun, produksi susu sapi lokal hanya meningkat sebanyak dua persen per tahun , Itupun dengan rentang kualitas yang beragam.

Danone melalui Sarihusada telah melaksanakan program Peningkatan Mutu Susu selama dua puluh sembilan tahun dengan menggandeng praktisi dari Universitas Gadjah Mada dengan pola kemitraan. 

"Kami berupaya untuk berbagi pengetahuan dan memberikan pendampingan kepada peternak lokal mitra Sarihusada yang ada di Jogjakarta dan Jawa Tengah di mana kami beroperasi. Melalui upaya ini diharapkan susu hasil peternak lokal yang berkualitas tinggi dapat diserap oleh industri susu secara nasional serta dapat berkontribusi pada pengembangan usaha lokal pengolahan makanan dan minuman berbasis susu”, ujar Karyanto Wibowo, Sustainable Director Danone Indonesia, di sela-sela diskusi bersama media dalam rangka hari Gizi 25 Januari nanti.

Melalui program Peningkatan Mutu Susu, Danone mendorong peningkatan kualitas susu segar melalui tiga pendekatan yaitu dengan membantu penerapan good farming practices dan good manufacturing practices, meningkatkan pengetahuan peternak dan memberikan bantuan sarana, prasarana serta proyek percontohan. 

Program Peningkatan Mutu Susu berupaya mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh peternak lokal antara lain terbatasnya ketersediaan bibit sapi perah berkualitas, keterbatasan lahan untuk penanaman hijauan, rendahnya minat generasi muda menjadi peternak. Masalah lain adalah terbatasnya pakan konsentrat yang berkualitas dengan harga terjangkau, kelangkaan sumber air hingga rendahnya pengetahuan peternak dalam menerapkan teknologi dalam memelihara sapi perah. Berbagai tantangan tersebut menghasilkan kualitas dan produktivitas susu yang tidak memadai. 
“Tantangan besar peternak adalah kualitas yang belum layak untuk diterima industri. Untuk itu,  salah satu keberhasilan program kami saat ini adalah melalui penerapan good farming practices dan good manufacturing practices di beberapa peternak binaan. Sebagai hasilnya mereka kini dapat memproduksi susu segar dengan kualitas yang jauh lebih baik yaitu dengan trend angka kuman terus menurun dimana dalam tujuh tahun terakhir berada di bawah 1 juta cfu/ml”, jelas Agus Budiyanto, Head of Raw Material Ingredients C&P Danone Indonesia.

Angka kuman (TVC) merupakan salah satu parameter penting dalam menilai suatu kualitas susu segar, karena ini akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Susu segar dengan angka kuman tinggi biasanya akan cenderung lebih mudah rusak/pecah sebelum diolah, yang akan mempengaruhi rasa produk yang dihasilkan.

Berbagai retailer dan pengusaha makanan dan minuman berbasis susu kini banyak yang membeli langsung susu segar di koperasi binaan Sarihusada karena memiliki angka kuman yang rendah, dan tingkat lemak yang tinggi. “Setiap hari peternak menyetor susu rata-rata 3800 liter di koperasi kami, dan jumlah itu selalu habis karena tingginya permintaan. Bahkan sering kami tidak dapat memenuhi pesanan dari pengusaha lokal”, jelas Esti selaku manager persusuan KJUB Puspetasari.

Sigit Bintara, dosen Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta menambahkan bahwa program kemitraan ini sangat membantu memberikan ruang bagi akademisi dan keilmuan untuk diterapkan secara tepat guna di lapangan. “Bersama Sarihusada kami turun dan berinteraksi dan memberdayakan langsung total 1.128 peternak lokal di daerah (Yogyakarta, Klaten, dan Boyolali), Selain itu kegiatan ini juga melibatkan empat koperasi dan satu Merapi Project, serta memelihara 1500 susu laktasi dan 3203 sapi perah.” 

Retnawati, salah satu peternak dari Cangkringan mengatakan bahwa manfaat yang diterima dari program Peningkatan Mutu Susu ini adalah ternak sapi peternak lebih sehat dan produktif, penggunaan air dan pakan juga lebih efisien. “Melalui kegiatan kampus peternak, kami belajar cara memelihara sapi secara efektif dan higienis, membuat pakan yang bernutrisi, sistem kandang yang baik hingga penggunaan instalasi air otomatis yang berhasil membuat kami menghemat penggunaan air hingga 30-50%.” 

Pada kesempatan yang sama Arif Mujahidin, Communication Director Danone Indonesia menyampaikan bahwa Program Peningkatan Mutu Susu adalah perwujudan dari visi Danone One Planet One Health yang meyakini kesehatan manusia dan kesehatan bumi saling terkait. “Sebagai perusahaan yang lahir dan besar di wilayah ini, kami berkomitmen untuk meneruskan perjalanan kami untuk belajar dan berkembang bersama peternak. Kami berharap ke depan program ini dapat menjangkau lebih banyak peternak lokal bukan hanya meningkatkan kualitas hasil susu segar namun juga membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas”, paparnya. 

Selain program Peningkatan Mutu Susu, Danone – Sarihusada juga berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam Merapi Project yang merupakan proyek dukungan kepada para peternak yang terdampak letusan dan erupsi Gunung Merapi. Melalui dampingan berkelanjutan dan terintegrasi, Sarihusada berhasil mengembalikan suplai susu segar dari peternak dan mengembangkan koperasi sapi perah dan koperasi simpan pinjam yang pada akhir 2018 telah mampu mendistribusikan dana pinjaman yang melibatkan lebih dari 655 penerima manfaat. 

“Upaya peningkatan kesejahteraan peternak rakyat merupakan perjalanan panjang dan dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan Sarihusada dan Universitas Gadjah Mada yang secara berkesinambungan mendampingi peternak hingga mendapatkan kesempatan ekonomi yang lebih baik”, kata Harjanto selaku Kabid Peternakan Kab Sleman. (Jardin)
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.