Turun Ke Pasar, DPRD Mulai Pantau Potensi Kenaikan Harga Jelang Nataru
Turun Ke Pasar, DPRD Mulai Pantau Potensi Kenaikan Harga Jelang Nataru

Turun Ke Pasar, DPRD Mulai Pantau Potensi Kenaikan Harga Jelang Nataru

JOGJAGRID.COM: Jajaran Pemerintah dan DPRD Yogyakarta melibatkan sejumlah lembaga awal pekan ini mulai sidak ke sejumlah pasar untuk memantau kondisi ketersediaan dan harga barang komoditas menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

DPRD Kota Yogyakarta misalnya, langsung menggelar sidak di sejumlah pasar startegis pada 12 Desember 2019.

Salah satu pasar yang disasar tak lain pasar terbesar dan teramai
Pasar Beringharjo.

"Sidak ini untuk mengecek langsung kepada para pedagang terkait stock dan prediksi kenaikan harga jelang hari raya Natal dan Tahun Baru, untuk memastikan kestabilan harga kebutuhan pokok dan mencegah terjadinya inflasi," ujar Susanto Dwi Antoro itu, ketua Komisi B DPRD Kota Yogya yang memimpin sidak rombongan DPRD Kota Yogya.

Dari informasi yang diterima dari para pedagang, ujar Susanto, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok saat ini memang relatif stabil. Namun ada beberapa komoditas yang berpotensi harganya merangkak naik.

Sepertu telur, daging ayam maupun daging sapi.

"Kemungkinan kenaikan kurang lebih rata-rata Rp. 5.000,-/kg. Kenaikan harga ini diperkirakan H-3 sampai H+ 7 setelah hari raya Natal," ujarnya.

Tim lain yang sudah bergerak melakukan pemantauan yakni Tim Pemantau Inflasi Daerah ( TPID ) DIY yang terdiri dari beberapa instansi terkait antara lain seperti Bank Indonesia, Dinas Pertanian, Bulog, Desperindag maupun Polda DIY serta Biro Administrasi Perekonomian dan SDA DIY.

Tim itu melakukan pemantauan  harga ketersediaan stok di wilayah DIY mengunjungi empat lokasi pada Selasa (10/12) di wilayah Kota Yogyakarta.

Tim yang dipimpin oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan DIY, Tri Saktiyana itu mengawali kunjungannya ke distributor CV. Pangan Sejahtera yang terletak di Jl. KH Dahlan Yogyakarta.

Dari dekat tim melihat kecukupan stok yang ada di sana berupa tepung, minyak goreng maupun gula pasir.
Dalam kesempatan tersebut Tejo sang pemilik mengemukakan adanya ketersediaan stok yang cukup.

Namun demikian, dia juga mengeluhkan adanya gula ravinasi yang beredar di wilayah Yogyakarta. Ini menyebabkan gula lokal agak kurang laku karena mempunyai selisih harga lebih murah sekitar Rp.2000,-.

Target selanjutnya tim menyasar ke Superindo yang terletak di Jalan Sultan Agung dan dilanjutkan ke pasar tradisional  Kranggan dan Pasar Beringharjo.

Di kedua pasar tersebut tidak ditemui adanya kenaikan harga yang signifikan, bahkan harga cenderung stabil. Hanya ada beberapa komoditi yang sedikit mengalami kenaikan, yaitu bawang merah sedang  maupun cabe merah keriting. Dalam hal ini Cabai rawit merah naik dari Rp.28.000,- menjadi Rp.32.000,-.
Tri Saktiyono mengemukakan di pasar maupun di gudang Bulog ketersediaan cukup. Di Bulog wilayah  DIY, Kedu tersedia beras 40.000 ton, yang cukup untuk persediaan 4 atau lima bulan ke depan. Selain itu tersedia stok minyak 23.000 liter, tepung terigu tersedia 19 ton serta gula pasir tersedia 200 ton. (Warsono)
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.