Alasan UMKM Indonesia Masih Kalah Bersaing Dengan China 
Alasan UMKM Indonesia Masih Kalah Bersaing Dengan China 

Alasan UMKM Indonesia Masih Kalah Bersaing Dengan China 

JOGJAGRID.COM: UMKM masih menjadi sektor yang belum terfasilitasi optimal sebagai satu penggerak perekonomian Indonesia.
Di era pasar bebas ini, UMKM pun seperti dibiarkan bertarung bebas dengan pasar yang dikuasai Cina.

"UMKM kita masih kalah bersaing dengan China karena pemerintah di sana salah satunya memberikan subsidi berupa pengiriman barang dan pembayaran yang murah. Pengirimannya bahkan hampir gratis," ujar Anggota Komisi I DPR RI Sukamta di Yogya Selasa, 12 November 2019.

Menurut dia, pelaku UMKM semakin menjerit saat mendapati tiket pesawat di Indonesia yang mahal.

Dia mencontohkan warga Yogyakarta membeli barang dari Beijing lebih murah dari pada membeli barang dari Solo, Jawa Tengah.

Barang dari China lebih murah karena pengirimannya gratis. "Kalau pemerintah tidak mampu memberi subsidi paling tidak menurunkan harga tiket pesawat atau kasih harga khusus untuk UMKM," tutur Sukamta.

Dia mengatakan persoalan berikutnya perizinan UMKM di Indonesia yang sulit. Selain itu perlindungan data pribadi di Indonesia masih menjadi persoalan serius.

"Saya katakan kepada pemerintah (Indonesia) ini sudah perang dagang sesungguhnya," ujarnya.

Banyak persoalan lain dalam pengembangan UMKM online, salah satunya aksebilitas yang juga belum tuntas. Sampai saat ini tidak semua wilayah di Indonesia tersedia layanan internet. Misalnya masih adanya zona blank spot, di Yogyakarta misalnya di Gunungkidul, Kulon Progo dan Bantul.

Ironisnya daerah yang masih blank spot itu merupakan salah satu sentral batik.

"Potensinya bagus banget tapi aksesnya belum ada. Untuk itu kita dorong Pemerintah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) bebas blank spot," katanya

Politikus PKS dari Dapil DIY ini mengatakan problem kedua adalah belum terkoneksi antara pelaku UMKM, pelaku usaha dengan dunia digital.

Kadang pelaku UMKM sudah merasa nyaman karena sudah punya pelanggan, produknya tetap laku dan lainnya. "Ini perlu didorong pelibatan pelatihan UMKM kepada mereka," ujarnya.

Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPR RI ini mengatakan data mencatat UMKM yang melakukan pemasaran lewat online, mengalami peningkatan omzet 100-200 persen.

Owner PT Abadi Bina Indonesia Anom Adinugrah mengatakan pangsar digital saat ini masih sangat banyak, tapi pemainnya masih sangat sedikit.

Bahkan selama ini yang bermain di Indonesia justru platform dari asing."Kita sebenarnya bisa bersaing dengan mereka," kata Anom.

Menurut dia persoalan pemasraan online di Indonesia salah satunya masih banyak daerah yang blank spot. Problem lainnya fasilitasi dari pemerintah masih minim seperti dalam hal perizinan.
Untuk mengalahkan kapitalisasi digital ini seharusnya Indonesia lebih mengutamakan kearifan lokalnya. "Itu akan menumbuhkan sense of beloging terhadap produk kita. Platform lokal harus diperkuat lagi," ungkapnya. (Sulaiman Ridho)
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.