Kompetisi Seni Rupa UOB Painting of The Year 2025 Diulas di GIK UGM
Kompetisi Seni Rupa UOB Painting of The Year 2025 Diulas di GIK UGM

Kompetisi Seni Rupa UOB Painting of The Year 2025 Diulas di GIK UGM

JOGJAGRID.COM : Perencanaan keuangan menjadi salah satu pengetahuan yang diharapkan juga dimiliki para seniman. 

Hal itu mengemuka dalam diskusi The Artful Balance: Kreatif Menciptakan Karya, Bijak Mengelola Keuangan, yang menjadi bagian dari Kompetisi seni rupa tahunan UOB Painting of the Year 2025 Sabtu (21/6/2025) sore, di Gelanggang Inovasi & Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM).

Head of Strategic Communications and Brand UOB Indonesia, Maya Rizano dalam paparannya mengatakan, untuk kegiatan CSR di antaranya fokus pada seni.

"Kami percaya bahwa seni memainkan peranan yang sangat penting dalam membangun dialog antar-komunitas dan menciptakan apresiasi terhadap perkembangan budaya. Bangsa yang memiliki seni dan budaya, itulah bangsa yang bermartabat," jelasnya.

Maya Rizano menyampaikan UOB senantiasa mendukung pertumbuhan bisnis di wilayah Asia Tenggara (Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam). "Demikian juga dengan dukungan kami terhadap masyarakat. Di UOB, kami memiliki tiga pilar untuk kegiatan CSR yaitu anak-anak, pendidikan dan seni,"  ujarnya.

Pertimbangannya adalah anak-anak merupakan masa depan bangsa. Sedangkan pendidikan adalah fondasi dasar memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sehingga dapat berkontribusi menjadikan Indonesia menjadi salah satu pemain ekonomi dunia. Dan hal ini sejalan dengan Asta Cita yang telah dicanangkan pemerintah.


"Khusus kegiatan CSR kami juga fokus pada seni. Kami percaya bahwa seni memainkan peranan yang sangat penting dalam membangun dialog antar-komunitas dan menciptakan apresiasi terhadap perkembangan budaya. Bangsa yang memiliki seni dan budaya, itulah bangsa yang bermartabat," jelasnya.

Sebagai bank yang berkantor pusat di Singapura dan memiliki jaringan cabang dan kantor di negara-negara Asia Tenggara, lanjut Maya Rizano, UOB juga memberikan perhatian kepada ekonomi kreatif melalui perhelatan UOB Painting of the Year.

Disebutkan, UOB Painting of the Year (POY) bukan sekadar ajang kompetisi seni rupa. Inisiatif ini merupakan wadah strategis untuk menemukan, mengembangkan dan merayakan seniman-seniman berbakat dari seluruh penjuru nusantara.

Sejak pertama kali digelar, POY telah menjadi pintu gerbang bagi para seniman baik profesional maupun emerging untuk menapaki peluang yang lebih luas, baik di kancah nasional maupun regional.

Maya menambahkan, kemitraan UOB dengan dunia seni berlangsung cukup lama. Bersama Museum MACAN, UOB melahirkan UOB Children’s Art Space yang mengajarkan seni sedari dini kepada anak-anak yang melibatkan pemenang UOB Painting of the Year.

UOB juga turut mendukung karya seniman di sejumlah pameran seni ternama sebagai wujud dukungan akan keberlanjutan seniman dan dunia seni di Indonesia.

Sementara Donny Dwi Christian selaku Portfolio, Counselor UOB Indonesia mengatakan, sebagaimana profesi lainnya, para seniman hendaknya juga memiliki pengelolaan keuangan. Apalagi dalam kondisi perekonomian global yang belum stabil seperti saat ini. 

"Minimal punya dana darurat yang bisa mencukupi biaya hidup untuk 12 bulan," ungkapnya.

Apalagi sebagai seniman yang tidak memiliki pendapatan yang tetap tiap bulan seperti halnya pegawai. Dia menyarankan ada budgeting. Dengan memanage pendapatan dan pengeluaran. Menurut dia, tabungan tetap harus ada tapi harus melakukan diferensiasi. Dengan dikembangkan dengan investasi.

"Tetap dengan memperhatikan goals-nya, ada target jangka pendek, menengah dan panjang," pesannya. 
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.