Ramadhan Yogya Diwarnai Aksi Klitih, Sultan HB X : Proses Hukum !
Ramadhan Yogya Diwarnai Aksi Klitih, Sultan HB X : Proses Hukum !

Ramadhan Yogya Diwarnai Aksi Klitih, Sultan HB X : Proses Hukum !




JOGJAGRID.COM : Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X geram, di tengah Yogyakarta mengawali bulan Ramadhan, kejahatan jalanan oleh sekelompok pelajar atau klitih kembali terjadi.

Kasus kejahatan jalanan itu kali ini membuat seorang pelajar SMA berusia belasan tahun tewas pasca diserang sekelompok remaja bermotor di area Jalan Gedongkuning Senin dini hari (4/4) atau saat waktu sahur.

"Kasus ini jelas pelanggaran pidana, kami harap kepolisian segera menangkap pelaku dan diproses hukum, ini sudah berlebihan kasusnya," kata Sultan.

Kejahatan jalanan yang berulang kali terjadi di Yogya ini mencuat lagi bersamaan meredanya kasus Covid-19 di awal Ramadhan ini.

Meski para pelaku klitih ini kategori remaja bahkan anak di bawah umur, 
Sultan meminta proses hukum tetap berjalan karena sudah menimbulkan korban hingga meninggal dunia.

"Ya diproses (hukum pelaku remaja atau anak-anak), karena dia melakukan tindak pidana sampai korban meninggal," kata dia.

Sultan mengatakan untuk menekan kejahatan ini berulang terus menerus sehingga menimbulkan rasa tidak aman di Yogyakarta, satu-satunya jalan hanya proses hukum secara tuntas.

"Hanya dengan proses hukum seperti itu kita bisa mengatasi persoalan  klitih ini," kata Sri Sultan.

Raja Keraton Yogyakarta itu mendorong kepolisian dalam kasus kejahatan jalanan ini tidak melakukan diversi atau pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan.

Dengan adanya hukuman dari vonis pengadilan maka harapannya dapat memberi efek jera kepada pelaku sehingga kejadian serupa tak terulang.

"Penegak hukum bisa mencari cara agar dia diproses di pengadilan," kata dia.

Menangani kejahatan jalanan yang seolah sudah mengakar ini, Sultan mengatakan pemerintah dan aparat juga tak bisa bergerak sendiri. Faktor lingkungan baik masyarakat dan  orang tua para remaja pelaku kejahatan itu juga jadi kunci.

Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana mengatakan untuk mewujudkan Yogyakarta aman dan bebas klitih, akarnya harus diberantas.

"Terutama adanya geng-geng sekolah yang mengarah pada aksi ini harus dibubarkan, sekolah wajib membina bersama orang tua," kata dia.

DPRD DIY juga meminta patroli kepolisian untuk diperbanyak termasuk melibatkan warga. 

"Penerangan jalan di Yogya juga CCTV harus lebig diperbanyak agar membuat orang yang hendak melakukan aksi kejahatan berpikir seribu kali," kata dia.

Juru Bicara Polda DI Yogyakarta Komisaris Besar Polisi Yuliyanto mengatakan dari informasi sementara kepolisian, peristiwa itu terjadi ketika rombongan korban dan temannya selesai makan pada Senin dini hari jam 02.00 WIB di warung angkringan kawasan Banguntapan Bantul Yogyakarta.

"Setelah selesai makan rombongan ini katanya berputar-putar naik motor mencari angin, lalu dalam perjalanan bertemu teman-temannya yang nongkrong dan bergabung, jadi total ada delaoan orang," kata Yuli yang mengatakan rombongan ini rata rata berusia 15 tahun.

Dalam perjalan mencari angin itulah rombongan korban bertemu dengan rombongan pelaku yang juga remaja naik motor sekitar 15 orang yang mengendarai motor memenuhi jalan.

"Saat bertemu itulah, kelompok korban diserang, yang lain berhasil menyelamatkan diri, sedangkan korban dipukul pakai benda tumpul, jadi sekitar 8 remaja melawan 15 remaja," kata dia.  (Has/Din)
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.