Komunitas Tolak Malioboro Jadi Ajang Demo Yang Berpotensi Rusuh Lagi
Komunitas Tolak Malioboro Jadi Ajang Demo Yang Berpotensi Rusuh Lagi

Komunitas Tolak Malioboro Jadi Ajang Demo Yang Berpotensi Rusuh Lagi




JOGJAGRID.COM: Situasi ricuh di kawasan Malioboro saat demonstrasi menolak Undang-Undang Cipta Kerja medio Oktober 2020 silam rupanya masih membekas bagi pelaku ekonomi di kawasan wisata utama Kota Yogyakarta itu sampai sekarang.
Sejumlah komunitas di Malioboro pun menyatakan tak mau potensi ricuh itu terulang yang membuat mereka kehilangan pemasukan. Mereka pun siap pasang badan dan akan menolak jika ada aksi-aksi demonstrasi di jalanan Malioboro akibat masih trauma dengan kejadian Oktober lalu.
Penolakan komunitas pedagang ini menyusul informasi bahwa saat peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Kamis 10 Desember 2020 muncul lagi aksi turun ke jalan kembali di Malioboro.
Aksi massa memang sempat terpantau di kawasan Titik Nol Kilometer, ujung jalan Malioboro.
“Kami masih trauma dengan kejadian awal Oktober lalu dan tak mau itu terulang lagi,” ujar Ketua Komunitas Malioboro, Slamet Santoso Kamis 10 Desember 2020.
Slamet menuturkan, saat ini komunitas pedagang baik di sisi barat dan timur jalan Malioboro semua sedang sibuk mempersiapkan dagangan jelang libur akhir tahun. 
“Sebentar lagi kan masa liburan loong weekend, konsentrasi kami semua bagaimana wisatawan kembali percaya dan mau datang ke Malioboro,” ujar Slamet. 
Slamet membeberkan di masa pandemi Covid-19 ini, satu-satunya andalan pemasukan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro hanyalah momen-momen long weekend. Tidak seperti dulu sebelum pandemi yang mana pemasukan hampir setiap hari ada.
Saat pandemi Covid-19 ini, wisatawan dinilai hanya banyak datang saat loong weekend. 
“Jadi ini kesempatan kami mendapatkan tambahan untuk ekonomi lagi, tolong jangan ada demo-demo seperti kemarin lagi yang membuat wisatawan takut,” ujarnya. 
Slamet menuturkan, pihaknya tak memandang aksi demonstrasi itu dari mana saja. Yang jelas dari komunitas Malioboro, ujar dia, sudah bersepakat menolak segala bentuk aksi di kawasan wisata itu. 
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menuturkan, konsentrasi pemerintah kota pada momen libur akhir tahun ini salah satunya kawasan Malioboro dalam upaya penegakkan protokol kesehatan guna menghindari munculnya kasus Covid-19.
“Setiap hari petugas akan patroli khususnya di kawasan Malioboro untuk menjaga agar tak ada pelanggaran protokol Covid-19, terutama kerumunan,” ujarnya.(Red)

Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.