Anggota DPR RI Gandung Pardiman : Budidaya Alpukat Untungkan Petani
Anggota DPR RI Gandung Pardiman : Budidaya Alpukat Untungkan Petani

Anggota DPR RI Gandung Pardiman : Budidaya Alpukat Untungkan Petani



JOGJAGRID.COM: Buah alpukat tak hanya menjadi bahan konsumsi belaka.

Di berbagai belahan manca negara, buah alpukat banyak dicari untuk kebutuhan pembuatan obat hingga kosmetik. 

Oleh sebab itu anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Gandung Pardiman mendorong para petani dapat lebih berdaya dan mandiri dengan mengembangkan berbagai jenis tanaman selain padi.

Salah satu yang digencarkan oleh Gandung Pardiman itu adalah budidaya alpukat. Gandung sendiri sudah merintis budidaya alpukat itu di kawasan Ponjong Gunungkidul dan tengah mendorong budidaya serupa di Kabupaten Bantul.

"Alpukat sendiri kalau untuk konsumsi punya 40 lebih manfaat bagi tubuh kita," ujar Gandung Pardiman di sela penyerahan bibit buah alpukat bagi puluhan petani Kabupaten Bantul yang dilangsungkan di Gandung Pardiman Center (GPC) Imogiri Bantul Rabu 4 November 2020.

Dalam penyerahan bantuan itu, ada 50 perwakilan kelompok petani yang secara simbolis mendapat paket bantuan. Satu paket bibit berisi dua bibit alpukat dan satu bibit durian.

Ketua DPD I Golkar DIY itu mendorong bagi para petani yang punya lahan cukup luas, dapat menanam lebih banyak alpukat. Sebab selain untuk konsumsi  alpukat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik dan obat di manca negara.

"Jadi jangan punya pemikiran kalau panen alpukat banyak tak akan laku. Kalau alpukat yang ditanam itu dipertahankan kualitasnya, maka akan dicari untuk kemudian diekspor," ujar Gandung.

Pasar ekspor untuk alpukat ujar Gandung cukup luas. Seperti Eropa, Jepang, Taiwan serta Tiongkok. Ekspor alpukat itu biasanya untuk  bahan pembuatan kosmetik seperti bedak.

"Tapi untuk ekspor memang standar buah yang dihasilkan harus standar internasional, di sini butuh bimbingan teknis untuk pelatihannya," katanya.

Gandung menyebut, dari pengalamannya merintis menanam alpukat di Ponjong Gunungkidul, setelah tiga tahun masa tanam maka alpukat akan mulai berbuah.

Saat sudah mulai berbuah, alpukat itu akan menjadi tabungan petani yang menguntungkan.

"Alpukat ini dalam setahun bisa panen 3 kali, setiap 4 bulan. Setiap pohon alpukat bisa menghasilkan buah yang jika dijual bisa berkisar Rp 4,5 juta," ujarnya. Jika punya tiga pohon saja, maka petani dalam setahun itu bisa mendapatkan hasil Rp.13,5 juta.

Pasar alpukat masih sangat besar karena Indonesia 90 persen hanya memanfaatkan untuk konsumsi. Gandung menyebut setidaknya alpukat bisa diolah dalam 15 ragam menu kuliner, tidak sekedar jus. Jadi sangat banyak dicari.

Gandung pun menyatakan timnya akan siap membantu proses budidaya alpukat yang dijalankan para petani agar semakin berhasil dan memperoleh panen melimpah. 

Dari sejumlah kelompok tani yang sudah mencicipi panen alpukat itu, ujar Gandung, juga menuai keuntungan dengan cara menjualnya langsung ke konsumen.

Gandung menuturkan tak hanya pendampingan, bagi para petani yang bersungguh-sungguh budidaya alpukat itu. Pihaknya akan mengapresiasi dan melanjutkan memberi bantuan dengan kemampuan yang dimiliki.

Terlebih untuk ke depan, ujar Gandung, pihaknya juga sudah membuat a gentlemen's agreement dengan pasangan cabup-cawabup Bantul no urut 2, yakni Suharsono-Totok Sudarto bahwa jika nanti terpilih benar benar memperhatikan nasib petani dengan cara membangun desa.

Salah satu jalannya lewat budidaya alpukat bagi petani yang memiliki lahan memadai.

"Dengan semangat Makaryo Bangun Desa, insyaalah melalui pak Suharsono-Totok Sudarto akan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan dan memberdayakan petanu," ujarnya. (Dian L)
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.