Gandung Pardiman Cek Selokan Mataram Amblas: Jangan Sampai Tambal Sulam
Gandung Pardiman Cek Selokan Mataram Amblas: Jangan Sampai Tambal Sulam

Gandung Pardiman Cek Selokan Mataram Amblas: Jangan Sampai Tambal Sulam



JOGJAGRID.COM: Anggota DPR RI Gandung Pardiman meninjau langsung kondisi amblasnya saluran Selokan Mataram di daerah Mayangan, Kalurahan Trihanggo, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman Yogyakarta Jumat 15 Oktober 2020.

Politikus senior Partai Golkar itu sengaja datang untuk melihat kondisi dari dekat kondisi kerusakan bersama penanggungjawab Selokan Mataram, Kepala Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO) Dwi Purwantoro.

“Kami datang ke sini untuk memenuhi aspirasi dari masyarakat peternak ikan di kawasan ini yang khawatir terdampak akibat kondisi selokan mataram,” ujar anggota DPR RI Gandung Pardiman kepada wartawan.

Gandung mengatakan para peternak ikan itu mengeluhkan jika selokan mataram yang sedang perbaikan itu ditutup total dan dihentikan airnya, maka bisa menyebabkan kerugian besar bagi para peternak ikan.

“Kalau ditutup tiga haris saja (airnya) kerugian peternak ikan itu bisa miliaran rupiah, baik di hulu dan hilirnya setelah ditutup,” ujar Gandung.

Maka dari itu, Gandung langsung meninjau kondisi itu bersama pihak BBWSO sekaligus menyampaikan harapan peternak ikan. Para peternak ikan berharap jika pengairan selokan mataram sementara bisa dialihkan jika ditutup untuk perbaikan.

“Maka di sini saya mengajak BBWSO untuk menemukan solusinya, agar tidak tambal sulam kebijakannya, dan bisa segera merampungkan situasi ini,” ujarnya.   


Anggota DPR RI Gandung Pardiman
meninjau langsung kondisi amblasnya saluran Selokan Mataram


Kepala Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO) Dwi Purwantoro lalu menuturkan, bahwa selama ini selokan mataram telah mengairi dari wilayah Karangtalun sampai Kali Opak dan menjangkau 5.140 hektar lahan.

“Kerusakan selokan terjadi tanggal 14 oktober dan kami turunkan langsung pekerja per tanggal 15 oktober ini, dengan pertama tama menutup saluran dari Gedung Karangtalun yang ada di Kabupaten Magelang untuk mengetahui seberapa parah kerusakan,” ujarnya.

Tak disangka, setelah pengeringans elokan mataram, ternyata kerusakan itu lebih besar di luar perkiraan. Cross drainnya yang melintang di selokan itu rusak parah sehingga perlu diganti dengan saluran baru.

“Waktu untuk perbaikan kerusakaan itu yang dibutuhkan 7-10 hari, sesuai kebutuhan pengerasan beton untuk melindungi drainase itu, dengan tambahan zat adiktif,” ujarnya.

Terkait dengan usulan untuk mengalihkan air selokan sementara, Dwi menjelaskan di kawasan yang rusak itu airnya masih 5 meter kubik atau 5000 liter. Ini sangat tidak mungkin jika dibelokkan atau disalurkan dengan pipa seperti harapan para peternak ikan.

“Itu akan menyulitkan kami untuk pelaksanaannya,” ujarnya.

“Jadi memang yang bisa kami lakukan saat ini memang menutupnya untuk perbaikan lebih permanen dan lebih kuat,” Dwi menambahkan.

Dwi mengatakan sebenarnya perbaikan saluran mataram sudah disiapkan untuk 2021-2022 namun tidak ada yang menduga kerusakan itu datang lebih cepat.

Terkait dampak yang dialami peternak, Dwi mengatakan akan mensosialisasikan itu kepada para peternak agar bisa memahami situasi di selokan mataram.

“Bencana kerusakan ini tidak diharapkan siapapun, namun kami akan tetap mensosialisasikan ini. Jika waktu yang dibutuhkan normal 10 hari, kami akan kebut menjadi 7 hari penutupan air itu,” ujarnya. (Vin/Ria)
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.