Wabah Corona, Berapa Lama Gembira Loka Bertahan?
Wabah Corona, Berapa Lama Gembira Loka Bertahan?

Wabah Corona, Berapa Lama Gembira Loka Bertahan?




JOGJAGRID.COM : Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Wiratno menyatakan pemerintah akan ikut membantu kebun binatang agar bertahan di masa pandemi Covid1-19 ini.

Bantuan itu akan diberikan pemerintah karena seluruh kebun binatang itu tutup dan kehilangan penghasilan akibat adanya wabah Corona.

“Untuk kebun binatang terutama yang anggota PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia) akan dibantu pakan dan obat-obatan untuk satwanya,” ujar Wiratno saat menyambangi Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta Sabtu 16 Mei 2020.

Wiratno menuturkan, saat ini di Indonesia terdapat 81 lembaga konservasi, kebun binatang, dan taman satwa. Kebun binatang itu ada yang dikelola oleh lembaga privat ada pula yang dikelola badan usaha milik daerah atau BUMD.

Sejak wabah Corona mulai dirasakan Maret lalu, dari hasil pantauan sementara Kementerian LHK di beberapa kebun binatang kondisi satwanya dinilai relatif masih aman ditinjau dari ketersediaan pangannya.

Misalnya yang sudah dicek langsung seperti Kebun Binatang Ragunan di Jakarta dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogya. Kemudian pada Minggu 17 Mei 2020 Kementerian LHK akan mengecek Kebun Binatang Jurug Solo.

“Kami masih terus berkeliling, memeriksa seluruh kebun binatang yang ada di Indonesia ,” ujarnya.

Wiratno menuturkan pemantauan di kebun binatang secara langsung itu juga untuk mengetahui bagaimana cara kebun binatang bertahan serta mengecek perubahan perilaku satwa ketika tidak ada kunjungan. Sebab ada kebun binatang yang benar benar mengandalkan pemasukannya dari pengunjung. Salah satunya Gembira Loka.

Wiratno menambahkan yang menjadi tantangan berat kebun binatang bertahan di masa pandemi ini ketika memiliki banyak satwa jenis karnivora atau pemakan daging. Kebutuhan hariannya dinilai akan sangat besar.

“Kami sedang upayakan untuk kebun binatang juga mendapat relaksasi pajak, seperti yang diberlakukan pemerintah untuk beberapa sektor usaha,” ujarnya.

Kementerian LHK menyatakan pemerintah turut bertanggungjawab kepada kelangsungan kebun binatang yang ada karena sebagian satwa-satwa yang dilindungi pemerintah dirawat di kebun binatang itu.

Wiratno bersyukur di masa pandemi ini, masyarakat mulai aktif membantu walau kebun binatang tidak membuka donasi bantuan.

Tak hanya kebun binatang anggota PKBSI yang dibantu. Wiratno mengatakan lembaga yang bukan anggota PKBSI namun berperan penting dalam konservasi satwa juga akan dibantu pemerintah. Seperti di Nias Sumatera Utara.

Direktur Utama Kebun Binatang Gembira Loka Yogya , KMT A.Tirtodiprojo alias Joko memastikan kebun binatang yang sudah berusia 60 tahun lebih itu saat ini masih mempunyai cadangan pakan cukup untuk satwanya hingga Agustus 2020 mendatang.

“Walaupun sejak Maret kami tutup karena Corona dan tak ada pemasukan, namun pakan satwa saat ini masih aman dan kami juga tetap memberikan gaji kepada karyawan,” ujarnya.

Joko mengatakan Gembira Loka sebelum adanya wabah ini, sudah ditempa dengan sejumlah masa sulit. Seperti saat terjadinya wabah flu burung pada 2003, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), gempa bumi besar tahun 2006, erupsi maupun banjir lahar dingin Gunung Merapi medio 2010 silam.

“Dari pengalaman lalu itu, kami semakin hati-hati dalam membuat cadangan pakan satwa,” ujarnya.

Selain itu, di masa pandemi ini, Joko bersyukur walau belum membuka donasi bantuan untuk memenuhi kebutuhan pakan, banyak pihak sukarela memberikan bantuan.

Seperti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang memberi bantuan berupa tikus putih untuk pakan satwa. “Kami juga ada kerja sama dengan supermarket untuk pengadaan buah yang tak layak untuk manusia tapi masih layak untuk satwa,” katanya.

Joko mengungkapkan pengeluaran rutin Gembira Loka selama satu bulan termasuk untuk pakan biasanya sebesar Rp1,5 miliar. Sebanyak Rp 400 juta di antaranya khusus untuk pakan satwa.

(Pin/Det)

Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.