JOGJAGRID.COM : Wabah Corona yang masih melanda Indonesia, tak terkecuali di Yogyakarta membuat berbagai tata cara adat istiadat ikut menyesuaikan demi menekan penularan virus.
Seperti yang dilakukan Keraton Yogyakarta menyambut momen lebaran nanti.
Bakal ada perubahan tata cara pelaksanaan prosesi sungkeman atau pisowanan ngabekten di lingkungan Keraton karena pandemi ini mensyaratkan sejumlah protokol kesehatan.
Tradisi open house bagi masyarakat umum yang hendak bersalaman dan bertemu langsung dengan Raja Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono X serta Raja Pura Pakualaman Paku Alam X yang biasa digelar di komplek Kantor Gubernur DIY juga tidak akan digelar.
“Tidak ada acara sungkeman seperti lebaran lebaran sebelumnya, hanya keluarga inti saja,” ujar Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura atau Sekjen Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono Senin 18 Mei 2020.
Pisowanan ngabekten di lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sendiri sudah berlangsung setiap Lebaran selama ratusan tahun.
Sungkeman itu biasanya dilakukan keluarga, kerabat, dan abdi dalem keraton kepada raja yang bertahta di area Bangsal Kencana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Dalam sungkeman dengan pakaian adat Jawa lengkap itu, biasanya dihadiri permaisuri Raja Keraton dan putri kandung Sultan serta beberapa putri kerabat keraton sebagai bentuk tanda bakti dan kepatuhan keluarga dan kerabat kepada raja bertahta. Para kepala daerah se-DIY pun biasanya juga turut dalam tradisi sungkeman di Keraton itu.
Namun dengan adanya pandemi ini, Gusti Condro menuturkan hanya kalangan keluarga inti Keraton yang akan melakukan sungkeman.
Putri kedua Sultan Hamengku Buwono X itu sendiri bersyukur karena dari keluarga inti Keraton Yogya sendiri saat ini sebagian besar ada di Yogya.
Tidak ada keluarga yang terjebak di luar kota atau luar negeri saat pandemi Covid mulai mewabah. Sehingga sungkeman internal keluarga saat lebaran nanti masih memungkinkan.
“Untungnya anak saya juga sudah pulang dari London sejak Maret lalu. Sebelum semua penerbangan ditutup,” ujar Gusti Condro.
Gusti Condro menuturkan untuk tradisi silaturahmi dengan keluarga besar Keraton Yogya sendiri yang berada di luar kota dan luar negeri akan memanfaatkan aplikasi zoom.
Obyek wisata Keraton Yogya sendiri ikut tutup selama masa pandemi Corona ini seperti obyek wisata lain di DIY. Gusti Condro belum mengetahui persis apakah Juni nanti Keraton Yogya bisa terbuka untuk wisatawan. Seperti rencana sejumlah obyek lain misalnya Candi Borobudur dan Prambanan yang akan beroperasi kembali bulan depan.
“Nanti kami lihat keadaan dulu untuk rencana pembukaan kembali Keraton Yogya. Saat ini belum tahu,” ujar Gusti Condro.
Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Senin (18/5) meminta warga di Yogya saat lebaran nanti pelaksanaan Salat Ied tidak perlu dilakukan di masjid atau lapangan.
“Salat Ied lebih baik dilaksanakan di rumah bersama anggota keluarga inti, seperti halnya pelaksanaan salat 5 waktu yang dilakukan sehari-hari,” ujar Sultan.
(Denis/Mahendra)