Sultan HB X Tak Masalah Desa Batasi Akses Cegah Penularan Corona
Sultan HB X Tak Masalah Desa Batasi Akses Cegah Penularan Corona

Sultan HB X Tak Masalah Desa Batasi Akses Cegah Penularan Corona

JOGJAGRID.COM : Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tidak mempermasalahkan langkah antisipasi masyarakat desa dan kampung yang belakangan mengambil tindakan membatasi ketat akses wilayahnya karena khawatir persebaran virus Corona.

Pembatasan akses di wilayah ini menyusul febomena banyaknya pemudik yang datang ke DIY di tengah pandemi berlangsung sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan adanya potensi penularan yang makin masif.

Sultan menyatakan tidak mempermasalahkan antisipasi warga itu asalkan langkah itu tidak mengarah isolasi total, dengan cara menutup dan mengisolasi kampung sepenuhnya sehingga sama sekali tidak ada pergerakan.

"Yang dilakukan masyarakat itu bukan lockdown. Namun lebih pembatasan akses, karena di desa kan banyak biasanya banyak sekali akses keluar masuk," ujar Sultan di Kantor Kepatihan.

Sultan memaklumi pembatasan akses itu karena menilai bertujuan untuk mempermudah kontrol warga kepada siapa saja yang mengakses desa itu sehingga siapa yang keluar masuk bisa terdata dan terdeteksi dengan cepat.

“Kalau di desa itu terlalu banyak jalan yang bisa di tempuh, jalan masuk bisa dua atau tiga jalan. Dua jalan ditutup, sehingga menyisakan satu jalan, dengan harapan mempermudah kontrol siapa yang masuk, bagi saya itu no problem,” ujar  Sultan.

Sultan justru berharap gelombang pemudik yang masuk di Yogya bisa di data dengan lengkap, termasuk siapa saja keluarganya. Mereka harus mematuhi protokol dengan membatasi aktifitas di luar rumah. 

Sultan menegaskan pembatasan aktifitas di luar rumah itu bukan artinya mengurung pemudik untuk hal-hal yang sangat mendesak. 

“Bukan berarti mereka tidak boleh keluar, karena kalau mereka merasa kurang sehat tetap harus keluar, periksa di rumah sakit atau puskesmas,” ujar Sultan.

Pembatasan aktifitas luar rumah ini pun berlaku bukan hanya bagi para pemudik saja, meskipun untuk mereka perlu diperketat protokolnya. 

Mengingat mereka bisa saja datang dari zona merah dan lebih beresiko.
Menyikapi pemudik yang datang, Sultan mengungkapkan, tidak mempersoalkan mereka yang ingin pulang. Namun yang dipermasalahkan adalah mereka yang mudik tidak disiplin sehingga dalam terjadi lonjakan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) terkait Corona di DIY. 

Selain itu, pemudik tersebut buka hanya mereka yang ingin ketemu saudara saja, namun banyak juga yang merupakan korban PHK. Beragam motivasi dari mereka ini yang tidak bisa diabaikan oleh Pemda DIY.

“Pemudik ini mungkin pedagang yang merantau, karena Jakarta zona merah jadi tidak laku dagangangya. Mungkin juga korban PHK dan beban hidup di sana mahal. Ya masa mulih wae ora oleh,” ujar Sultan.

Dengan berbagai latar belakang tersebut, Sultan menekankan, sudah ada kebijakan dari DIY untuk pemudik, maka pemudik juga harus mematuhi aturan. Harus ada disiplin diri dan kontrol yang kuat agar tidak menimbulkan persoalan baru.

Sultan mengungkapkan telah berkoordinasi dengan presiden untuk berkoordinasi wilayah mana yang merah. Dengan begitu Pemda DIY bisa memberikan informasi valid untuk masyarakat yang hendak bepergian atau datang dari wilayah tersebut. Sehingga bisa di antisipasi segala resikonya.

“Bagi kami itu penting untuk menyusun kebijakan. Selama ini kita tahunya hanya Jakarta dan sekitarnya saja, tapi saya kira tidak hanya itu saja,”ujar Sultan. 

Hanny Sulistya
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.