JOGJAGRID.COM: Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) melantik wakil rektor, dekan, ketua lembaga hingga kepala biro di lingkungan kampus UCY, Jumat (15/11).
Pelantikan para pejabat baru ini untuk persiapan UCY melakukan pembenahan guna menghadapi sejumlah tantangan demi peningkatan kualitas kampus kebangsaan itu ke depan.
"Kami harus siap menghadapi perubahan jaman yang amat cepat. Pelantikan ini untuk mempersiapkan itu semua," ujar Rektor UCY, Dr. Ciptasari Prabawanti, S.Psi, MSi, di sela pelantikan.
Dalam acara pelantikan wakil rektor, dekan, ketua kembaga dan kepala biro di lingkungan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) itu dilantik antara lain Paryanto SAg MIP sebagai Wakil Rektor I bidang akademik.
Sementara Farid Iskandar, SH, SAg, dilantik sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan alumni dan kerja sama UCY Periode 2019-2022
Disamping 2 wakil rektor, UCY juga melantik sejumlah pimpinan kampus, mulai dari Dekan Fakultas Ekonomi, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), maupun sejumlah pimpinan di lingkungan kampus UCY lainnya.
Menanggapi isu isu seputar dunia pendidikan terkini, para pejabat baru UCY itu angkat bicara.
Salah satunya seperti rencana Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang dikabarkan bersiap membahas komponen cadangan pertahanan negara.
Mendikbud dilibatkan karena komponen cadangan pertahanan itu akan meliputi elemen dari kampus.
Sebagian kalangan perguruan tinggi di Yogyakarta tak mempersoalkan rencana Menteri Pertahanan (Menhan) itu bilamana mahasiswa ikut menjadi komponen cadangan pertahanan negara.
Prinsip bela negara dinilai memang wajib dilakukan oleh setiap elemen bangsa. Seperti yang juga dilakukan sejumlah negara lain, sehingga bukan tidak mungkin untuk diterapkan di Indonesia
“Kami rasa sikap pro dan kontra pasti akan selalu ada. Tapi kita sebagai bagian dari lembaga pendidikan, tentu akan ikut berpartisipasi. Jika perlu kita mungkin akan undang Menhan untuk memberikan pengarahan soal itu,” ujar Wakil Rektor I UCY Paryono SAg MIP, kepada wartawan usai acara pelantikan itu.
Menurut Paryono, implementasi bela negara di lingkungan kampus bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan melakukan re-ideologisasi.
Di UCY sendiri hal itu dilakukan dengan meningkatkan ciri khas penyelenggaraan pendidikan sebagai kampus keislaman dan kebanggaan yang memang menjadi prinsip UCY selama ini
“Kita lakukan internalisasi, dengan meningkatkan ciri khas keislaman dan kebangsaan. Karena itu merupakan identitas bangsa ini.” katanya
Rektor UCY, Dr. Ciptasari Prabawanti, S.Psi, MSi, mengaku, menyambut positif berbagai kebijakan yang disusun pemerintahan baru belakangan ini.
Termasuk dipilihnya sejumlah pimpinan dari kalangan generasi muda, Ia menilai menteri baru dengan visi misi yang berbeda diharapkan akan membawa optimisme dan nuansa baru bagi pengelolaan dunia pendidikan di Indonesia.
“Kami optimis sejumlah perubahan ini akan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Mulai dari mengatasi masalah dalam hal link and match hingga menyiapkan dunia pendidikan yang kompatibel terhadap perkembangan teknologi saat ini,” katanya. (Sulaiman Ridho)
Pelantikan para pejabat baru ini untuk persiapan UCY melakukan pembenahan guna menghadapi sejumlah tantangan demi peningkatan kualitas kampus kebangsaan itu ke depan.
"Kami harus siap menghadapi perubahan jaman yang amat cepat. Pelantikan ini untuk mempersiapkan itu semua," ujar Rektor UCY, Dr. Ciptasari Prabawanti, S.Psi, MSi, di sela pelantikan.
Dalam acara pelantikan wakil rektor, dekan, ketua kembaga dan kepala biro di lingkungan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) itu dilantik antara lain Paryanto SAg MIP sebagai Wakil Rektor I bidang akademik.
Sementara Farid Iskandar, SH, SAg, dilantik sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan alumni dan kerja sama UCY Periode 2019-2022
Disamping 2 wakil rektor, UCY juga melantik sejumlah pimpinan kampus, mulai dari Dekan Fakultas Ekonomi, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), maupun sejumlah pimpinan di lingkungan kampus UCY lainnya.
Menanggapi isu isu seputar dunia pendidikan terkini, para pejabat baru UCY itu angkat bicara.
Salah satunya seperti rencana Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang dikabarkan bersiap membahas komponen cadangan pertahanan negara.
Mendikbud dilibatkan karena komponen cadangan pertahanan itu akan meliputi elemen dari kampus.
Sebagian kalangan perguruan tinggi di Yogyakarta tak mempersoalkan rencana Menteri Pertahanan (Menhan) itu bilamana mahasiswa ikut menjadi komponen cadangan pertahanan negara.
Prinsip bela negara dinilai memang wajib dilakukan oleh setiap elemen bangsa. Seperti yang juga dilakukan sejumlah negara lain, sehingga bukan tidak mungkin untuk diterapkan di Indonesia
“Kami rasa sikap pro dan kontra pasti akan selalu ada. Tapi kita sebagai bagian dari lembaga pendidikan, tentu akan ikut berpartisipasi. Jika perlu kita mungkin akan undang Menhan untuk memberikan pengarahan soal itu,” ujar Wakil Rektor I UCY Paryono SAg MIP, kepada wartawan usai acara pelantikan itu.
Menurut Paryono, implementasi bela negara di lingkungan kampus bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan melakukan re-ideologisasi.
Di UCY sendiri hal itu dilakukan dengan meningkatkan ciri khas penyelenggaraan pendidikan sebagai kampus keislaman dan kebanggaan yang memang menjadi prinsip UCY selama ini
“Kita lakukan internalisasi, dengan meningkatkan ciri khas keislaman dan kebangsaan. Karena itu merupakan identitas bangsa ini.” katanya
Rektor UCY, Dr. Ciptasari Prabawanti, S.Psi, MSi, mengaku, menyambut positif berbagai kebijakan yang disusun pemerintahan baru belakangan ini.
Termasuk dipilihnya sejumlah pimpinan dari kalangan generasi muda, Ia menilai menteri baru dengan visi misi yang berbeda diharapkan akan membawa optimisme dan nuansa baru bagi pengelolaan dunia pendidikan di Indonesia.
“Kami optimis sejumlah perubahan ini akan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Mulai dari mengatasi masalah dalam hal link and match hingga menyiapkan dunia pendidikan yang kompatibel terhadap perkembangan teknologi saat ini,” katanya. (Sulaiman Ridho)