JOGJAGRID.COM : Lima karakter putri Keraton Yogya menjadi inspirasi lahirnya kerajinan perhiasan yang dipamerkan Tulola Jewelry di Nurkadhatyan SPA, Gandhok Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta Sabtu 12 Oktober 2019.
Kerajiinan perhiasan yang dirangkum dalam koleksi Puspita ini merujuk gambaran sifat pribadi seperti taman bunga yang berbeda beda namun menjadi satu keindahan terbaik.
"Ini menjadi kolaborasi pertama kami, untuk kerajinan perhiasan yang dengan inspirasi lima putri Keraton," ujar salah satu putri Keraton, GKR Bendara saat membuka pameran bersama para putri lain dan ratu Keraton Yogya GKR Hemas Sabtu (12/10).
Koleksi Puspita melahirkan 5 buah desain yang mewakili kepribadian dan karakter masing-masing sang puteri Keraton. Ciri khas karakter para putri dituangkan dalam bentuk kerajinan khas yang dituangkan.
"Setiap desain yang diciptakan hadir dalam jumlah yang sangat terbatas dan exclusive," ujar artis Happy Salma, salah satu pendiri Tulola Jewelry.
Setiap nama dibubuhkan ke setiap koleksi itu penuh semangat dan jiwa.
Mulai Puspita Mangkubumi Brooch Gold Dip – terinspirasi dari karakter yang mengayomi sekitarnya. - Puspita Kirono Necklace with Pearl Gold Dip – terinspirasi dari karakter yang teguh, dan kalung adalah simbol keseimbangan dari pribadi nya. Lalu Puspita Bendara earcuff with Rose Quartz Gold Dip – terinspirasi dari karakter riang dan berani tampil beda. Kemudian Puspita Hayu Subeng with Rose Quarts Gold Dip - terinspirasi dari pribadi yang tegas dan kokoh.
Lalu Puspita Madu Brooch Gold Dip – terinspirasi dari karakter yang lembut, mutiara bergantung adalah simbol dari perasaan yang selalu dilibatkannya.
Koleksi limited edition ini dipamerkan yang akan diadakan selama 2 pekan dari tanggal 12 sampai 26 Oktober 2019.
"Bahan perhiasan Tulola adalah campuran perak murni alloy, sterling silver 92.5% dan alloy. Sepuhan yang digunakan adalah emas 18K untuk perhiasan warna gold, sedangkan untuk perhiasan warna perak sepuhan yang digunakan adalah white platinum," ujar Dewa Sri Luce pendiri Tulola Jewelry lainnya.
Teknik yang dipakai adalah teknik gergajian, pahatan, dan patri tradisional Bali. Motif terinspirasi dari perpaduan motif ukir Jogja dan Bali dengan bentuk dibuat lebih sederhana dengan pahatan seratnya lebih detail ditambah dengan motif bunga Cempaka/Kantil yang tumbuh di Keraton Jogja dan motif bunga kecil-kecil khas Tulola.
"Dikerjakan dalam kurun 3 bulan – dengan 100 persen proses tangan dari pengrajin lokal," ujarnya. (Sulaeman Ridho)
Kerajiinan perhiasan yang dirangkum dalam koleksi Puspita ini merujuk gambaran sifat pribadi seperti taman bunga yang berbeda beda namun menjadi satu keindahan terbaik.
"Ini menjadi kolaborasi pertama kami, untuk kerajinan perhiasan yang dengan inspirasi lima putri Keraton," ujar salah satu putri Keraton, GKR Bendara saat membuka pameran bersama para putri lain dan ratu Keraton Yogya GKR Hemas Sabtu (12/10).
Koleksi Puspita melahirkan 5 buah desain yang mewakili kepribadian dan karakter masing-masing sang puteri Keraton. Ciri khas karakter para putri dituangkan dalam bentuk kerajinan khas yang dituangkan.
"Setiap desain yang diciptakan hadir dalam jumlah yang sangat terbatas dan exclusive," ujar artis Happy Salma, salah satu pendiri Tulola Jewelry.
Setiap nama dibubuhkan ke setiap koleksi itu penuh semangat dan jiwa.
Mulai Puspita Mangkubumi Brooch Gold Dip – terinspirasi dari karakter yang mengayomi sekitarnya. - Puspita Kirono Necklace with Pearl Gold Dip – terinspirasi dari karakter yang teguh, dan kalung adalah simbol keseimbangan dari pribadi nya. Lalu Puspita Bendara earcuff with Rose Quartz Gold Dip – terinspirasi dari karakter riang dan berani tampil beda. Kemudian Puspita Hayu Subeng with Rose Quarts Gold Dip - terinspirasi dari pribadi yang tegas dan kokoh.
Lalu Puspita Madu Brooch Gold Dip – terinspirasi dari karakter yang lembut, mutiara bergantung adalah simbol dari perasaan yang selalu dilibatkannya.
Koleksi limited edition ini dipamerkan yang akan diadakan selama 2 pekan dari tanggal 12 sampai 26 Oktober 2019.
"Bahan perhiasan Tulola adalah campuran perak murni alloy, sterling silver 92.5% dan alloy. Sepuhan yang digunakan adalah emas 18K untuk perhiasan warna gold, sedangkan untuk perhiasan warna perak sepuhan yang digunakan adalah white platinum," ujar Dewa Sri Luce pendiri Tulola Jewelry lainnya.
Teknik yang dipakai adalah teknik gergajian, pahatan, dan patri tradisional Bali. Motif terinspirasi dari perpaduan motif ukir Jogja dan Bali dengan bentuk dibuat lebih sederhana dengan pahatan seratnya lebih detail ditambah dengan motif bunga Cempaka/Kantil yang tumbuh di Keraton Jogja dan motif bunga kecil-kecil khas Tulola.
"Dikerjakan dalam kurun 3 bulan – dengan 100 persen proses tangan dari pengrajin lokal," ujarnya. (Sulaeman Ridho)