Uang Lusuh Senilai Rp 100 Juta Disisir Di Pasar Beringharjo Tiap Hari
Uang Lusuh Senilai Rp 100 Juta Disisir Di Pasar Beringharjo Tiap Hari

Uang Lusuh Senilai Rp 100 Juta Disisir Di Pasar Beringharjo Tiap Hari

JOGJAGRID.COM, Yogyakarta: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mengklaim perkembangan peredaran uang lusuh di kawasan Pasar Beringharjo terus menurun pasca digencarkannya program Pasar Kawasan Bebas Uang Lusuh (Pakabul) sejak Mei 2019 silam.

Indikator penurunan itu berdasarkan peningkatan uang lusuh yang berhasil diserap oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kantor BI Yogya mencatat sebanyak 22 orang agen pemburu uang lusuh (APUL) yang diterjunkannya ternyata mampu mengumpulkan uang lusuh sebesar Rp 30-100 juta setiap hari dari tangan para pedagang Pasar Beringharjo. APUL tersebut tidak hanya berasal dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta namun juga dari perbankan.

"Antusiasme pedagang pasar dalam menukarkan uang lusuh, mendorong adanya peningkatan soil level (tingkat kualitas kelayakan uang) yang ada di Yogya," ujar Direktur BI Yogyakarta, Hilman Tisnawan Kamis 19 September 2019.

Hilman mengatakan berdasarkan hasil survei internal dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, uang pecahan kecil (UPK) yang semula berada pada level 6 meningkat signifikan menjadi 9 atau skala 1-16. Adapun untuk uang pecahan besar (UPB) juga tercatat meningkat dari level 7 menjadi 10.

Pada awal peluncurannya, program pembersihan uang lusuh di pasar ini dilaksanakan bekerjasama dengan PT. Bank Mandiri dan PD. BPR Bank Jogja. Namun pada Agustus 2019 PT. BRI dan PT. BPD DIY bergabung dalam program ini untuk memperkuat efektivitas program itu karena besarnya potensi uang lusuh yang beredar.

Hilman mengatakan mengantisipasi uang menjadi lusuh, pihannya menggencarkan jargon Gerakan 5 Jangan Dalam Merawat Rupiah. Yaitu jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi.

Gerakan tersebut dinilai mampu mengedukasi masyarakat untuk mencintai rupiah sehingga dapat berdampak terhadap turunnya peredaran uang lusuh yang ada di Yogyakarta.

"Kami juga melaksanakan beberapa program pendukung seperti elektronifikasi atau gerakan non tunai di Pasar Beringharjo," ujarnya. (Der)
Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.