Film AI "Diponegoro Hero" Akan Diputar di Taman Embung Giwangan 10 November
Film AI "Diponegoro Hero" Akan Diputar di Taman Embung Giwangan 10 November

Film AI "Diponegoro Hero" Akan Diputar di Taman Embung Giwangan 10 November

JOGJAGRID.COM : Sebuah inovasi sinema telah lahir di Indonesia. Film "Diponegoro Hero", sebuah karya yang diproduksi sepenuhnya menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), dijadwalkan akan diputar di Taman Embung Giwangan pada 10 November. Film ini, yang berdurasi 35 menit, mengisahkan perjuangan Pangeran Diponegoro melawan kolonial Belanda dan dibuat dalam rangka memperingati 200 tahun Perang Jawa.

Produser film, King Bagus dari USKY.ai, menjelaskan bahwa film ini adalah respons terhadap perkembangan pesat teknologi.
"Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) kini merambah dunia perfilman Indonesia. Suka atau tidak suka, AI harus kita manfaatkan dengan baik," ungkap Bagus, Jumat (7/11/2025).

Memanfaatkan AI untuk Sejarah
Film "Diponegoro Hero" membuktikan efisiensi AI dalam produksi film. Dengan biaya sekitar Rp40 juta, proses produksi film ini selesai hanya dalam satu bulan. King Bagus menyebut 70 persen film menggunakan Veo 3 AI, sisanya menggunakan Flow AI dan beberapa tools dari Google. Secara konvensional, film kolosal semacam ini bisa memakan waktu hingga tiga tahun dengan anggaran mencapai Rp30 miliar.

Meskipun menggunakan teknologi canggih, tim produksi menghadapi tantangan spesifik saat membuat visual.

 "Kami juga sempat kesulitan membuat wajah khas Indonesia di AI, baru setelah Gemini masuk Indonesia, hasilnya mulai mendekati harapan, ada wajah Indonesia," jelas King Bagus.

Ia menambahkan bahwa tujuan film ini adalah menggunakan AI untuk hal positif.

"Kami ingin menunjukkan bahwa Diponegoro bukan hanya pahlawan lokal, tapi simbol kebangkitan Nusantara. Dengan visual yang modern, anak muda bisa belajar sejarah tanpa merasa bosan,” jelasnya.

Koreksi Detail oleh Patra Padi

Dalam upaya menjaga keakuratan sejarah, tim produksi berkoordinasi erat dengan Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi). Ketua Umum Patra Padi, Rahadi Saptata Abra, memastikan bahwa film ini menggunakan sumber sejarah yang benar.

 “Kami arahkan agar sumbernya dari data primer, seperti catatan Babad Diponegoro, Babad Ngayogyakarta, hingga arsip Belanda,” katanya.

Rahadi juga menyebutkan koreksi pada detail hubungan antar tokoh.

 “Misalnya, cara memanggil antara Diponegoro dan Sentot harus sesuai. Sentot itu adik ipar, bukan kakang,” ujarnya.

Rahadi Saptata Abra melihat film ini sebagai cara efektif untuk edukasi generasi muda.

 “Anak-anak sekarang lebih suka belajar lewat gambar daripada membaca. Film seperti ini bisa jadi cara baru mengenalkan sejarah tanpa kehilangan nilai moral,” tuturnya.
 
Film ini telah tayang perdana pada 14 Agustus 2025 dan diharapkan dapat membangkitkan inspirasi bagi anak muda. King Bagus berharap perjuangan Diponegoro yang mampu membuat rungkad kekuatan kolonial dan menginspirasi tokoh-tokoh besar seperti Panglima Sudirman dan Ho Chi Minh, bisa menjadi semangat baru.

“Kami terbuka kalau film ini mau diputar di sekolah atau museum. Tujuannya sederhana: memantik rasa ingin tahu generasi muda tentang sejarah bangsanya,” tutupnya.

Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.