JOGJAGRID.COM - Kegagalan ganda putra Indonesia, Dexter Farrell/Wahyu Agung Prasetyo, di babak 16 besar Indonesia IC 2025 disinyalir akibat kurangnya kecepatan adaptasi dan inisiatif di lapangan.
Mereka menyerah dua game langsung kepada unggulan ketiga Malaysia, Muhammad Faiq/Lok Hong Quan, dengan skor 16-21, 20-22.
Dexter Farrell menilai bahwa lawan tampil lebih unggul dalam segi kecepatan dan respon. "Lawan cepat tanggap dan inisiatifnya lebih jalan dibanding kami," ujar Dexter mengenai keunggulan pasangan Malaysia tersebut.
Senada dengan itu, Wahyu Agung Prasetyo menyoroti permasalahan fokus dan strategi yang kaku.
"Game kedua kami mainnya monoton dan terlalu mau ngadu sama lawan," kata Wahyu. Ia menambahkan bahwa upaya untuk mengubah pola datang terlambat.
"Setelah interval kami baru berani mengubah pola, sayang banyak hilang fokus di akhir game."
Wahyu juga menyoroti masalah konsistensi mental bertanding. "Fokus kami belum konsisten dan masih ragu-ragu dan kami perlu perbaiki ini," tegasnya.
Oleh karena itu, evaluasi pasangan ini kini berpusat pada peningkatan kualitas fisik dan mental. "Evaluasi kami mau meningkatkan tenaga, speed, dan inisiatifnya," tutup Dexter.
