JOGJAGRID.COM: Universitas Gadjah Mada (UGM) merespon sikap Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin yang mengecam soal kunjungan tim kampus itu ke wilayah tambang di Trenggalek tanpa pemberitahuan resmi kepada pemerintah kabupaten.
Kunjungan ke area tambang emas di Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek itu dilakukan oleh tim Fakultas Teknik Geodesi UGM itu awal September 2025 lalu.
Bupati Trenggalek melalui instagramnya meradang dan menegur keras UGM. Sebab pada kejadian itu, permintaan kunjungan tersebut justru dilayangkan UGM kepada pihak swasta, yakni salah satu perusahaan tambang emas yang rencananya akan beroperasi di Trenggalek namun mendapat penolakan dari warga.
"UGM mengetahui dan mencermati unggahan Bupati Trenggalek di Instagram terkait kunjungan tim Teknik Geologi UGM ke PT Sumber Mineral Nusantara itu," kata Juru Bicara UGM I Made Andi Arsana, Jumat 19 September 2025.
Made lalu menuturkan, bahwa UGM juga mencermati pesan dan masukan dari Bupati.
"UGM merasa perlu menjelaskan beberapa hal dan mendiskusikan hal ini secara baik dan terbuka dengan Bupati," urainya.
Made mengaku UGM juga telah berkomunikasi dengan Bupati Trenggalek dan bersepakat untuk bertemu pada tanggal 20 September 2025.
"Nanti kami akan update hasilnya," kata dia.
Adapun pihak dekanat Fakultas Teknik UGM belum bersedia berkomentar terkait kunjungan tim mereka yang menjadi sorotan.
"Silahkan melalui juru bicara UGM," ujar humas fakultas.
Pihak kampus UGM sebelumnya mengirimkan surat bernomor 170109/UN1/FTK.2/DTGL/HM/2025 dengan subjek Request for Site Visit to Dalang Turu Au prospect at Trenggalek district – SEG 2025 Pre-Conference Field Trip. Surat bertanggal 1 September 2025.
Melalui akun Instagram pribadinya @avinml, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyampaikan teguran tegas.
“Ini media sosial saya, silakan DM kalau ingin melakukan penelitian untuk kepentingan pengayaan ilmu dan riset di Kabupaten Trenggalek. Tidak perlu bersurat pun saya pasti balas. Tetapi menggandeng swasta yang mendapatkan penolakan dari warga karena berpotensi merusak ekologi atas rencana eksplorasi yang akan dilakukan, saya berpesan mohon hati-hati,” tulisnya.