JOGJAGRID.COM - Institut Seni Indonesia ( ISI ) Yogyakarta menggelar prosesi Sidang Senat Terbuka dalam rangka wisuda program diploma, sarjana dan pascasarjana semester gasal 2022/2023 di Gedung Laboratorium Seni ISI Yogyakarta , Sabtu (19/3/2023).
Rektor ISI Yogyakarta , Agus Burhan menyampaikan, dalam wisuda kali ini ISI Yogyakarta meluluskan sebanyak 380 wisudawan yang terdiri dari 40 orang ahli madya Diploma 3, 9 sarjana terapan Diploma 4 dan 290 sarjana S1 terdiri 84 orang (Fakultas Seni Pertunjukan), 140 orang dari (Fakultas Seni Rupa) serta 66 orang (Fakultas Seni Media Rekam).
Dilanjutkan Agus Burhan, program pascasarjana ISI Yogyakarta meluluskan 30 magister seni dan 11 magister tata kelola seni.
Dari jumlah lulusan tersebut, dengan bangga ISI Yogyakarta meluluskan wisudawan/ wisudawati dengan predikat cumlaude sebanyak 16 orang ahli madya dan 73 orang sarjana seni.
Pada wisuda periode ini, Agus Burhan juga secara khusus mengucapkan selamat dan sukses pada para wisudawan yang meraih indeks prestasi kumulatif yang paling tinggi.
Untuk program Diploma 3 yaitu Ulin Nihayah dari program studi D3 batik dan fashion dengan IPK 3,88.
Program Diploma 4 yaitu Anugerah dari program studi D4 penyajian musik dengan IPK 3,58.
Program sarjana yaitu Puti Ilalang Sunyi dari program studi S1 teater dengan IPK 3,94 serta program pascasarjana strata 2 yaitu saudara Noni dari program studi S2 seni dengan IPK 3,88.
"Doa dan harapan kami semoga saudara sekalian dapat segera memasuki dunia profesi dengan lancar. Saudara sekalian akan segera menghadapi kehidupan profesional yang tergelar dengan kompleks tetapi tantangan itu justru akan menggairahkan dan memperkuat kompetensi anda sekalian," kata Agus Burhan dalam sambutannya.
"Dunia kerja selain menuntut standar kualifikasi lewat ijazah juga sangat menuntut penguasaan kompetensi soft skill dan jiwa entrepreneurship atau wirausaha. Artinya, juga orang yang berani atau pandai berusaha," lanjutnya.
"Kemandirian yang saudara miliki bisa memperkuat kompetensi dan mental saudara untuk tidak tergantung pada lapangan kerja formal maupun dari pemerintah," tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, fakta tentang bonus demografi Indonesia yaitu dominannya angkatan muda terdiri 64-70 persen pada komposisi penduduk Indonesia mulai tahun 2020-2030 tentu juga sangat berpengaruh pada kompetisi tenaga kerja.
Gejalanya, lanjut Agus, sudah terjadi sekarang sehingga bonus demografi itu akan memunculkan tantangan dan peluang dengan terciptanya berbagai lapangan kerja baru di samping itu pada era revolusi industri baru.
"Ada berbagai impact yang terjadi pada berbagai bidang yaitu ekonomi bisnis relasi nasional global kemasyarakatan serta fungsi dan peran individu. Dengan berbagai kenyataan objektif tersebut profesi atau bidang kerja baru dengan ciri kreativitas Inovasi dan sistem digitalisasi, jiwa entrepreneur dan penguasaan soft skill berkembang dan menjadi tuntutan pada generasi masa kini," paparnya.
Sebab itu, lanjut Agus Burhan, ISI Yogyakarta mempersiapkan lulusannya menjadi seniman yang mandiri profesional dan kompetitif di pasar kerja.
Oleh karena itu, dapat dilihat banyak alumni yang berhasil dengan gemilang sebagai seniman, desainer, ahli-ahli seni dan juga sebagai pelaku seni lainnya dalam masyarakat.
"Para wisudawan tentu juga akan mengembangkan profesi dengan sikap yang demikian yaitu tangguh mempunyai logika dan etika yang dapat dipertanggungjawabkan dan bersikap secara profesional," tambahnya. (Dho/Ian)