BPPTKG Luruskan Misinformasi Soal Kubah Lava dan Erupsi Gunung Berapi 
BPPTKG Luruskan Misinformasi Soal Kubah Lava dan Erupsi Gunung Berapi 

BPPTKG Luruskan Misinformasi Soal Kubah Lava dan Erupsi Gunung Berapi 





JOGJAGRID.COM: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta meluruskan salah kaprah tentang pertumbuhan kubah lava dalam fenomena erupsi Gunung Merapi yang selama ini terjadi.


Salah kaprah itu terutama soal pengertian erupsi dan terkait jeda kemunculan kubah lava dengan momentum erupsi.


“Saat kubah lava Merapi itu muncul sebenarnya juga sudah terjadi erupsi,” ujar Hanik di Yogyakarta Jumat 11 Desember 2020.


Hanik mencontohkan pada erupsi Merapi 2006 silam. Kubah lava muncul pada 26 April 2006, yang kemudian diikuti awan panas pertama pada 9 Mei 2006. Hanya saja saat itu, masa puncak erupsi Merapi memang terjadi pada bulan Juni walau erupsi sudah dimulai sejak April.


“Erupsi itu definisinya munculnya material vulkanik ke permukaan, maka saat kubah lava muncul sebenarnya Merapi juga sudah erupsi,” ujarnya.


Hanik mengatakan setelah kemunculan kubah lava, sebenarnya masih ada fenomena guguran lava pijar dulu sebelum diikuti keluarnya awan panas.


BPPTKG pun mengklarifikasi soal kondisinya tingginya intensitas hujan yang tinggi di kawasan Merapi belakangan ini dan pengaruhnya pada aktivitas vulkanik.


Hanik menyebut tinggi rendahnya intensitas curah hujan sangat kecil kemungkinannya mempengaruhi aktivitas vulkanik. “Aktivitas vulkanik hanya dipengaruhi dari kegiatan internal atau dari dalam Gunung Merapi,” ujarnya.


Adapun soal arah erupsi Merapi berikutnya yang masih simpang siur, BPPTKG menuturkan jika berdasar data-data EDM atau pemendekan jarak atau penggembungan tubuh Merapi, paling besar terjadi di bagian barat dan barat laut.


“Jadi sampai data hari ini dari data itu belum ada indikasi ancaman bahaya dari luar arah barat-barat laut itu,” ujar Hanik.


Hanik menjelaskan berdasarkan sejarah erupsinya, ancaman erupsi Merapi memang pernah menuju ke arah lain seperti wilayah utara. Hal ini terekam dari data-data temuan sisa lava di puncak sisi utara ada lava bentukan erupsi tahun 1956, 1954, dan 1902.


“Memang ancaman erupsi Merapi pernah ke arah utara tapi di masa silam, saat ini belum ada indikasi ke sana,” ujarnya. (Gun/Far)

Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.