Hadirnya Toleransi Yogya di Tengah Pandemi
Hadirnya Toleransi Yogya di Tengah Pandemi

Hadirnya Toleransi Yogya di Tengah Pandemi

JOGJAGRID.COM : Berawal dari 20 bungkus nasi pada tahun 2017, Komunitas Kotabaru (Kobar) membagikan nasi bungkus tiap malam untuk para gelandangan, tukang becak dan pemulung.

Kegiatan tersebut berlangsung hingga saat ini, dengan jumlah nasi bungkus lebih bayak, sasaran yang lebih luas, dan donatur yang beragam dari berbagai agama.

Ditemui usai pembagian nasi bungkus untuk masyarakat, Romo Maharsono Probho, SJ., Selasa (28/04) di Gereja St Antonius Kotabaru, Yogyakarta mengungkapkan, kegiatan kemanusiaan ini tidak hanya ditujukan untuk umat Kristen.

Bahkan untuk bulan Ramadhan ini, pembagian yang biasa dilakukan pagi hari sengaja dialihkan sore hari pukul 16.30 WIB. Hal tersebut bertujuan agar umat muslim yang yang tidak mampu bisa sekalian menjadikan nasi bungkus tersebut sebagai menu berbuka puasa.

Pastor Kepala Gereja St Antonius Kotabaru tersebut mengungkapkan, setiap harinya lebih dari 200 porsi nasi bungkus didistribusikan untuk mereka yang membutuhkan. Namun semenjak Pandemi Covid – 19, pihak gereja sedikitnya menyediakan 250 porsi nasi bungkus. Biasanya antrian terdiri atas masyarakat kurang mampu, gelandangan, pengemis, tukang becak, ojek online dan sebagianya.

Romo Maharsono menjelaskan, meskipun di prakarsai oleh Kobar, namun kegiatan ini juga diikuti oleh berbagai komunitas di DIY. Melalui kerjasama lintas ras, suku agama dan golongan, acara ini telah menunjukan toleransi dan kebhinekaan yang sangat tinggi di DIY.

“Anggota kita macem-macem. Mahasiswi UIN juga banyak. Saya senang sekali ketika melihat mahasiswi berjilbab lebar itu boncengan naik motor dengan suster berkerudung. Indah sekali.

Teman-teman dari HKBP Kristen dan dari jamaah Masjid Syuhada, saling bekerjasama juga. Ini bukan pencitraan tapi dorongan toleransi yang menggembirakan,” jelas Romo Maharsono.

Romo Maharsono mengungkapan, sumber dana dari kegiatan yang telah berjalan selama 3 tahun ini berasal dari donasi berbagai kalangan. Tidak hanya dari umat Kristen namun juga dibantu oleh berbagai pihak/donatur. “Dana itu kita punya matematika yang aneh. Kalau kita memberi dengan  tulus akan banyak orang ikut. Maka dananya sumbangan dari banyak orang. Ya orang Katolik, Islam, Budha, Kristen, ya masyarakat umum,” tutur Romo Maharsono.

Berawal dari kepedulian kecil kepada sesama ini, Romo Maharsono menjelaskan setiap evaluasi kegiatan, pasti ada tindak lanjut atas temuan-temuan yang terjadi di lapangan. Misalnya ada kasus yang lebih berat seperti warga kurang mampu yang sakit, yang membutuhkan pertolongan dalam bentuk apapun selama masih dalam jangakuan pasti akan dibantu. Tanpa memandang agama, ras, suku dan golongan.  

Melalui kegiatan ini, Kobar juga turut mengedukasi masyarakat terkait protokol pencegahan Covid – 19. Romo Maharsono menerapkan disiplin yang tinggi kepada para pengantri untuk tetap menjaga jarak, dan memakai masker jika akan masuk ke lokasi pengambilan nasi bungkus. Dengan edukasi kecil seperti itu, Romo Maharsono berharap kesadaran mereka menjadi terbangun dan disiplin diri bisa menjadi budaya dan kebiasaan.
“Ini adalah potret masyarakat, banyak yang belum sadar. Kita sosialisasi dan pakai aturan tegas, kalau masuk harus pakai masker.

Kalau ndak punya ya kita kasih. Dengan seperti ini hati kita sebagai manusia agar tetap terjaga dan tergerak untuk menolong siapapun dengan cara yang kita bisa,” ungkap Romo Maharsono.

Qoni (47) yang merupakan Driver Ojek Online mengungkapkan, dirinya sudah beberapa kali menerima distribusi nasi bungkus dari Kobar. Pembagian nasi bungkus ini menurut Qoni sangat membantu sekali untuk berbuka puasa karena dirinya belum bisa pulang ke rumah. Pendapatan dari menarik ojek online selama Pandemi Covid – 19 ini menurut drastis, bahkan nyaris sehari hanya bisa memperoleh 1 atau 2 pelanggan. Untuk itu, wanita yang  beralamat di Kota Gede ini harus bekerja lebih keras dengan menambah jam kerjanya.
“Kita semua yang antri pasti dapat (nasi bungkus) tidak dilihat dari agama apa, karena saya kebetulan muslim ya. Terimaksih banyak Gereja Kotabaru, ini tiap sore ada. Alhamdulillah membantu sekali. Bisa kita bawa pulang untuk anak di rumah, atau untuk buka puasa kalau saya harus narik lagi,” ucap Qoni. 

Advertisement banner

Baca juga:

Admin
Silakan ikuti kami di media sosial berikut.